Saturday, 24 May 2014

Trick Mouse Move Pada Button dan Membuat Loading di Visual Basic 6.0

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Selain menggunakan Autotype untuk menghias visual form agar terlihat keren dan tidak kaku, kita juga bisa menggunakan trick mouse move pada button dan membuat loading pada project.
Mouse move button adalah salah satu event yang memperlihatkan perbedaan visual pada button disaat kita akan meng-click sebuah button. Button pada tidak harus selalu menggunakan CommandButton, kita bisa menggunakan gambar sebagai event untuk button dengan tujuan untuk memperindah project. Akan tetapi picture yang dipilih sebaiknya picture yang menyatakan sebuah tombol seperti berikut :
Quit 1
Quit 2
Bagaimana cara membuatnya ? Ikuti Langkah Berikut !

1. Buka Visual Basic 6.0, dan pilih Standard.EXE
2. Tambahkan satu form lagi dengan klik Project di menubar lalu pilih add form.
3. Tekan ctrl+t, dan pilih Microsof Windows Common Control 6.0 (SP6).
4. Masukkan Toolbar berikut pada form 1 :
    - 1 CommandButton (Caption = Masuk Form 2)

    - 1 ProgressBar (Visible = False dan Max=200)
    - 1 Timer (Enabled=False dan Interval=100)
5. Atur form1 seperti berikut :


6. Masukkan Kode Berikut :

Private Sub Command1_Click()
Command1.Visible = False
Timer1.Enabled = True
ProgressBar1.Visible = True
End Sub

Private Sub Timer1_Timer()
ProgressBar1.Value = ProgressBar1.Value + 20
        If ProgressBar1.Value >= 200 Then
        Form2.Show
        Form1.Hide
        Timer1.Enabled = False
        Unload Me
        End If
End Sub

7. Masukkan Toolbar berikut pada form 2 :
    - 1 CommandButton
    - 2 Image
8. Atur Properties CommandButton seperti berikut :
    - BackCollor = warna kuning
    - Caption = Keluar
    - Style = 1-Graphical
9. Atur Properties Image 1 seperti berikut :
    - Picture = pilih gambar tombl Quit 1 diatas
    - Stretch = true dan sesuaikan ukuran
10. Atur Properties Image 2 seperti berikut :

    - Picture = pilih gambar tombl Quit 2 diatas

    - Stretch = true dan ukuran disamakan dengan image1
    - Enable = false
    - Visible = false

11. Tata Toolbar tersebut seperti form dibawah ini : 


12. Masukkan Kode Berikut :

Private Sub Command1_Click()
tato = MsgBox("Anda Yakin Ingin Keluar ?", vbYesNo, "Smurf Miner")
If tato = vbYes Then
End
End If
End Sub

Private Sub Command1_MouseMove(Button As Integer, Shift As Integer, X As Single, Y As Single)
Command1.BackColor = vbBlue
End Sub

Private Sub Form_MouseMove(Button As Integer, Shift As Integer, X As Single, Y As Single)
Command1.BackColor = vbYellow
Image2.Enabled = False
Image2.Visible = False
Image1.Visible = True
End Sub

Private Sub Image1_MouseMove(Button As Integer, Shift As Integer, X As Single, Y As Single)
Image2.Enabled = True
Image2.Visible = True
Image1.Visible = False
End Sub

Private Sub Image2_Click()
tato = MsgBox("Anda Yakin Ingin Keluar ?", vbYesNo, "Smurf Miner")
If tato = vbYes Then
End
End If
End Sub

13. Jalankan Project dengan tekan F5.


 Ketika dijalankan dan di klik Masuk Form 2 maka akan seperti ini: 



Ketika kita meletakkan pointer di image form 2 maka akan seperti ini :


Ketika kita meletakkan pointer di command1 form 2 maka akan seperti ini :



Mudahkan cara membuatnya ? Apabila masih ada yang bingung comment aja ya atau nge-DM juga bisa.
Ok, Semoga Bermanfaat ya ^_^

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Membuat Label Seperti Auto Type di Visual Basic 6.0

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

 Untuk membuat sebuah program Visual Basic 6.0 agar terlihat menarik adalah memperbanyak tambahan design seni dengan cara menghias tampilan form tersebut, salah satunya adalah dengan membuat autotype.      
   Apa itu autotype ? autotype adalah sebuah visual pada form dimana terdapat kata atau kalimat yang seolah-olah tertulis otomatis. Dengan menggunakan autotype ini, membuat form akan tampak seperti dinamis dan tidak kaku.

    Berikut adalah cara membuatnya :

1. Buka Visual Basic 6.0, dan pilih Standard.EXE.
2. Masukkan Toolbar berikut :
    - 1 Timer
    - 1 Label
3. Kemudian atur interval timer menjadi 150 dan design seperti ini :
4. Setelah itu, masukkan kode berikut :

Dim j As Integer


Private Sub Form_Load()
Label1.Caption = ""
End Sub

Private Sub Timer1_Timer()
Dim jdl As String
 j = j + 1
    jdl = "Smurf Miner" & vbCrLf & "CP : 0821*65250**" & vbCrLf & "" & vbCrLf & "Created By : Khalifah Muhammad Endarto" & vbCrLf & "Martapura-miner.blogspot.com"
    
    Label1.Caption = Label1.Caption & Mid(jdl, j, 1)
End Sub

5. Jalankan program dan hasilnya seperti ini



































Keterangan :
- Pada jdl = untuk membuat tulisan diberi perintah enter, tambahkan & vbCrLf & "tulisan anda"
- Apabila ingin perinah enter dua kali, tambahkan & vbCrLf & ""  & vbCrLf & "tulisan anda"

Semoga bermanfaat.. ^_^

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Surat Terbuka Dari Ikhwan Untuk Akhwat

Teruntuk saudariku yang dirahmati oleh Allah Ta’ala.


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ukhti yang baik,
Kecantikan adalah anugerah. Senyum manis adalah berkah. Sungguh karunia dari Allah Ta’ala bahwa wanita diciptakan memiliki kecantikan yang sangat mempesona & kecantikan itulah yang akan menjadi jalannya menuju Surga, jika ia mampu membarenginya dengan akhlak yang mulia.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa di antara fitrah lelaki adalah menyukai kecantikan wanita. Bahkan ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha yang merupakan salah seorang Shahabiyah paling pandai di masa itu, terkenal pula karena kecantikannya. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menjulukinya Humairo’ (Gadis yang pipinya merona merah).


Dan karena kecantikannya itu, wanita dapat mengumpulkan pahala yang sebesar-besarnya dari Allah Ta’ala. Caranya? Bersyukurlah atas nikmat yang Allah Ta’ala berikan itu dan pandailah menjaga diri. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan cara bersyukur itu dengan membiasakan diri membaca do’a tatkala bercermin:
اللَّهُمَّ كّمَا حَسَّنْتَ خَلْقِيْ فَحَسِّنْ خُلُقِيْ
Yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana Engkau telah mengelokkan parasku, elokkan pulalah akhlakku.”
Ukhti yang dijaga oleh Allah Ta’ala,
Tidak ada yang salah dengan kecantikan, karena, seperti kata pepatah, kecantikan bukanlah suatu dosa. Tapi sungguh itu tidak berarti bahwa setiap wajah yang cantik berhak dijadikan barang tontonan. Kami kaum pria sangat bersedih karena sekarang ini banyak di antara kawan-kawan ukhti yang gemar memajang wajah cantik mereka di profil ‘Facebook’. Juga di blog-blog yang katanya pribadi, tapi nyatanya dapat diakses oleh siapapun.
Ini adalah satu hal yang sangat marak belakangan ini. Satu hal yang dianggap lumrah, sehingga para gadis berjilbab itu memasang pose-pose mereka di foto-foto yang kian hari kian bertambah jumlahnya. Seakan nama saja sudah tidak cukup.
Mohon ukhti tanyakan pada mereka, apa sesungguhnya tujuan mereka memajang foto tersebut di tempat-tempat publik? Yakni foto dengan gaya yang menggoda serta senyum yang memikat.
Jika tujuan berjilbab itu adalah agar menutupi aurat dan terhindar dari pandangan-pandangan jahat, apakah itu pula yang menjadi tujuan mereka saat bergaya di depan kamera dan memamerkannya pada setiap orang?
Jika berjilbab itu tujuannya adalah mencari ridho Allah, apakah tujuan memperlihatkan foto-foto itupun adalah ridho Allah? Apakah betul Allah akan ridho pada wanita yang melakukan hal itu?
Ukhti yang baik,
Kami kaum pria sangat bersedih menghadapi fenomena ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara gadis-gadis yang fotonya tersebar di seantero jagad ini adalah istri atau calon istri kami. Apakah mereka tidak tahu bahwa foto mereka tersimpan dalam komputer puluhan, ratusan atau bahkan mungkin jutaan pria lain yang tidak berhak? Yang mungkin saja dijadikan sarana oleh para pendosa sebagai ajang bermaksiat? Apakah mereka mengijinkan pria-pria selain suami mereka itu menyimpan foto-foto tersebut?
Ukhti,
Kami kaum pria sangat bersedih mendapati semua ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara foto yang tersebar luas itu adalah ibu atau calon ibu dari anak kami, yang seharusnya menunjukkan caranya menjaga diri, bukan dengan menunjukkan hal-hal yang seharusnya disembunyikan.
Kami kaum pria sangat bersedih menyaksikan semua ini. Mengapa? Karena mungkin saja di antara foto yang tersebar luas itu adalah guru atau calon guru dari anak kami, yang seharusnya mendidik dan mengajarkan Al-Qur’an serta akhlaqul-qarimah kepada kami.
Apakah semua ini akan dibiarkan begitu saja tanpa ada penyelesaian? Tanpa ada seorangpun yang berani menegur serta mengingatkannya, memberitahukan bahwa itu adalah sebuah kesalahan? Atau harus menunggu tangan-tangan jahat memanfaatkannya untuk merusak harga diri dan menyebarkan aib yang seharusnya ditutup rapat-rapat?
Ukhti yang baik,
Jazakillah khairan. Terima kasih banyak karena ukhti tetap pandai menjaga diri dari sekecil apapun celah-celah kealpaan. Tapi tolong sampaikan pula pada kawan-kawan ukhti, agar merekapun mengikuti jejak ukhti dengan menghapus foto-foto mereka dari Facebook dan blog-blog mereka. Sampaikanlah pada mereka agar menahan diri dari keinginan menunjukkan eksistensi diri di hadapan pria yang tidak berhak.
Jika mereka ingin menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka cantik, cukuplah tunjukkan pada suami mereka saja. Atau orang tua dan anak-anak mereka saja. Karena Allah Maha Tahu segala sesuatu. Jika mereka membutuhkan sanjungan atas kecantikan yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala pada mereka, biarlah Allah Ta’ala saja yang menyanjungnya, dengan balasan berlipat-lipat ganda di hari akhirat kelak.
Dan jika mereka ingin kecantikan mereka dikagumi, biarkanlah suami mereka saja yang mengagumi, lalu memberikannya sejuta hadiah cinta yang tidak akan pernah ada bandingnya.
Sementara kami, kaum pria yang tidak atau belum berhak atas itu semua, biarlah asyik masyuk tenggelam dalam do’a, agar dianugerahi istri yang cantik dan shalehah, ibu yang baik dan bersahaja, guru yang taat dan menjaga martabatnya.
Agar Allah Ta’ala mengumpulkan kita kelak di Surga-Nya. Meraih ridho dan ampunan-Nya serta dihindarkan dari adzab Neraka.
Atas perhatian dari ukhti, saya ucapkan jazakillah khairal jaza’.


والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Diedit dari sumber : >>klik<<

Semua orang pasti mengalami kesedihan



Semua orang pasti mengalami kesedihan, begitulah memang, kita semua hendaknya mengingatkan diri kita masing-masing bahwa seluruh bani adam yang ada dimuka bumi ini, meski berbeda tempat dan derajatnya sendiri-sendiri, semua pasti ditimpa kesedihan dan hal-hal yang tidak diinginkan, sama seperti hal-nya yang dialami orang lain. Karena itu, hendaklah orang yang sedang bersedih hati menghibur dirinya, bahwa bukan dia sendiri yang mengalami kesedihan. Itulah sebabnya Allah ta’ala menghibur Nabi-Nya dan para sahabatnya ketika mereka mendapat musibah besar pada perang Uhud, umpamanya. Waktu itu Allah SWT berfirman yang artinya :

“Jika kamu (pada perang uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum kafir itupada perang badar telah mendapat luka yang serupa.... .” [QS. Ali Imran : 140]

Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakita (pula) sebagaimana yang kamu derita. [QS. An-Nisa’ : 104]


Seorang ulama salaf berkata : “Di  antara hal-hal yang paling efektif bagi orang yang terkena musibah ialah hendaknya ia memadamkan api musibahnya dengan embun keteladanan yang telah dicontohkan oleh orang lain, yang juga terkena musibah. Dia hendaknya juga menyadari bahwa disetiap desa dan kota, disetiap rumah, bahkan dimana saja, selalu ada orang yang terkena musibah.” [Tasliyat Ahl al-Masha’id, hal. 20]

Puasa Ramadhan

Assalamu'alaikum Warrahamatullahi Wabarakatuh

Puasa Ramadhan

Ash-Shiyam atau Ash-Shoum munurut lughah/bahasa, artinya : “ menahan diri dari melakukan sesuatu”. Seperti firman Allah :

Sesungguhnya aku telah bernadzar akan berpuasa karena Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seseorang manusiapun pada hari ini. [QS. Maryam : 26]

Menurut syara’, ialah :

Menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh, mulai fajar hingga maghrib, karena mengharap ridla Allah dan menyiapkan diri untuk bertaqwa kepada-Nya dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah dan mendidik kehendak. [Tafsir Al-Manaar juz 2, hal. 143]

Menahan diri dari makan, minum, jima’ dan lain-lain yang telah diperintahkan syara’ kepada kita menahan diri padanya, sepanjang hari menurut cara yang di syariatkan. Disertai juga menahan diri dari perkataan sia-sia, perkataan keji/kotor dan lainnya dari perkataan yang diharamkan dan dimakruhkan pada waktu yang telah ditentukan serta menurut syarat-syarat yang telah ditetapkan. [Subulus Salaam juz 2, hal. 150]

 HUKUM PUASA

Wajib ‘Ain, Artinya orang islam yang telah baligh (dewasa) dan sehat akalnya serta tidak ada sebab-sebab yang dibenarkan agama untuk tidak berpuasa, maka mereka itu wajib melakukannya, dan berdosa bagi yang meninggalkannya dengan sengaja. Firman Allah :

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. [QS. Al-Baqarah : 183]

Dan hadits-hadits Rasulullah SAW :

Islam didirikan atas lima sendi, yaitu 1, Mengaku bahwa  tidak ada tuhan selain Allah dan bahwasannya Muhammad pesuruh Allah, 2. Mendirikan Shalat, 3. Menunaikan Zakat, 4. Berpuasa Ramadhan dan 5. Berhajji. [HR. Bukhari dan Muslim]

Sesungguhnya seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “ ya Rasulullah, saya mohon diterangkan tentang puasa yang diwajibkan Allah kepada saya”. Nabi SAW menjawab, “Puasa di bulan Ramadhan”. Orang itu bertanya pula, “adakah puasa lain yang diwajibkan atas diri saya ?”. Jawab Nabi SAW, “Tidak, kecuali bila engkau hendak menerjakan tathawwu’ (puasa sunnah). [HR. Muttafaq ‘Alaih dari Thalhah bin ‘Ubaidillah]

YANG WAJIB BERPUASA


Ketentuan-ketentuan orang yang berkewajiban menjalankan puasa di bulan Ramadhan : 


*   Orang islam, tidak diwajibkan selain orang islam.

b.    *  ‘Aqil baligh (dewasa), bukan anak-anak.
c.     *  Sehat.
d.    *  Kuat, yakni tidak memaksakan diri karena sangat berat dan payah bila berpuasa.
e.   *   Muqim (berada di daerah tempat tinggalnya/daerah iqomahnya), bukan sebagai musafir.
f.     * Khusus bagi wanita pada waktu suci, artinya tidak sedang haidl atau nifas.

YANG MEMBATALKAN PUASA

Sepanjang tuntunan Allah dan Rasul-Nya hal-hal yang membatalkan puasa adalah sebagai berikut :

Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 187,

Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamupun pakaian bagi mereka, Allah mengetahui bahwasannya kamu tidak bisa menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi keringanan kepadamu, maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam.... .[QS. AL-Baqarah : 187]

Dari ayat tersebut dapat diambil pengertian bahwa yang membatalkan puasa itu ialah :

a.   Bersetubuh suami-istri dengan sengaja dan dilakukan saat puasa (dari mulai masuk shubuh hingga masuk waktu maghrib), padahal mereka termasuk orang yang berkewajiban puasa. Dan yang dimaksud dengan “bersetubuh” ialah masuknya kemaluan laki-laki/suami pada kemaluan wanita/istri. Jadi baik mengeluarkan mani atau tidak, hukumnya tetap sama. Karena tidak ada ayat-ayat lain maupun hadts-hadits yang membatasi bahwa yang dimaksud “bersetubuh” adalah yang mengeluarkan mani, maka ayat itu tetap berlaku sesuai dengan keumuman lafadhnya.
b.      Makan dengan sengaja, baik makanan yang mengenyangkan atau tidak.
c.       Minum, baik yang menghilngkan haus atau tidak, termasuk merokok.

Bersambung pada artikel selanjutnya dengan bab :

1 .yang boleh tidak berpuasa dan wajib mengganti dihari-hari yang lain.
2. Batas waktu menganti
3. yang boleh tidak berpuasa dan hanya mengganti fidyah tanpa harus mengganti di hari yang lain.
4. yang wajib untuk tidak berpuasa dan wajib mengganti dengan puasa di hari yang lain.

Tetaplah Semangat

Assalamu'alaikum Warrahamatullahi Wabarakatuh


Tidak ada gunanya berkeluh kesah dan bersedih hati, kalau hanya untuk menyesali suatu musibah yang telah terjadi. Bersedih hati hanya akan menambah penderitaan dan sakit hati, karena taqdir Allah akan tetap berlaku tanpa diragukan. Bersedih hati dan menyesal hanya akan membuat musibah akan terasa berat dalam hati dan kepedihan menjadi berlipat-ganda. Sebaliknya, dengan bersabar dan memohon kepada Allah, maka semua akan menjadi kecil, bahkan mungkin tidak terasa sama sekali.

‘Ali bin Abi Thalib berkata: “ sesungguhnya jika kamu bersabar, maka taqdir apapun yang berlaku pada dirimu, kamu akan mendapat pahala karenanya. Sebaliknya, jika kamu berkeluh kesah, maka taqdir akan tetap berlaku pada dirimu, sedang kamu berdosa”. [Minhaj Al-Abidin karya Al-Ghozali, hal. 239]

Oleh karena itu, Tinggalkan kesedihan, dan bersabarlah...jika kamu bersabar akan ada pahala untukmu, tetapi jika kamu berkeluh-kesah dan bersedih hati, semua itu takkan bisa mengubah yang telah terjadi, dan kamu akan berdosa dengan ketidaksabaranmu.

Rasulullah SAW juga bersabda:

“ Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin, sesungguhnya segala urusannya menjadi kebaikan, dan itu tidak terjadi pada siapapun, kecuali pada orang yang beriman. Jika ia dikaruniai kesenangan, lalu dia bersyukur, maka itu menjadi kebaikan baginya. Begitu juga jika ia ditimpa musibah, lalu dia bersabar, maka itu pun menjadi kebaikan baginya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2295, no. 2999]

SEMANGAT...

SEMANGAT... 

DAN SEMANGATLAH ^_^

Friday, 23 May 2014

Musibah Hanyalah Sementara

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Allah berfirman:

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. [QS. Insyiraah: 5-6].

Hasan Al-Bashri berkata bahwa dulu orang-orang mengatakan: “ satu kesulitan takkan mengalahkan dua kemudahan”.(Tafsir Ibnu Katsir 4/525) maksudnya, kesulitan yang dirasakan dalam dua keadaan, rasanya sama saja. Adapun kemudahan rasanya berbeda-beda. Jadi, kesulitan yang pertama sama saja dengan kesulitan yang ke dua, sedang kemudahan itu berbeda-beda.

Janji Allah Adalah benar, sesungguhnya jika kamu mengalami kesulitan, ketahuilah sesudah kesulitan itu ada kemudahan, bersabar dan tetap beprasangka baiklah terhadap Allah apapun kesulitan yang menimpa dirimu, dan yakinlah bahwa sesudah kesulitan ada kemudahan.

Semua ketetapan Allah yang ditetapkan pada hambanya tak ada yang sia-sia, walaupun itu suatu kesulitan, tetapi dibalik itu ada pelajaran yang dapat dipetik, mungkin akal kita yang tidak bisa  menerima kesulitan itu, tetapi Allah telah menyiapkan segalanya, mungkin dengan melalui jalan kesulitan itulah, kebahagiaan akan kamu dapatkan, atau kesuksesan akan kamu raih.

Karena itu, Wajiblah bagi seorang muslim berbaik sangka terhadap Rabbnya dan menyadari bahwa berbaik sangka terhadap Allah SWT merupakan ibadah dan pendekatan kepada-Nya yang berpahala. Rasulullah bersabda :

Sesungguhnya berbaik sangka itu termasuk ibadah yang baik.[HR. Imam Ahmad 2/297]

Lebih Mengenal Shalat Tarawih

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Tarawih artinya relax,santai, istirahat.

Ulama mengistilahkan Shalat sunnah ini dengan shalat tarawih, karena melihat riwayat yang menjelaskan tentang bagaimana cara Nabi SAW melakukannya. Yaitu dengan perlahan-lahan/relax/santai serta diselingi dengan istirahat setiap habis salam, sebagaimana riwayat di bawah ini :

Adalah Rasulullah SAW shalat 4 rekaat dimalam hari. Kemudian beliau beristirahat/bertarawih lama sekali, sehingga aku merasa kasihan kepadanya. [HR. Baihaqi juz 2, hal. 497]

WAKTU PELAKSANAAN

Setiap malam pada bulan Ramadhan, boleh dikerjakan diawal malam atau dipertengahan maupun di akhirnya, baik sebelum tidur maupun sesudah tidur. Tegasnya, shalat tarawih adalah shalat malam di bulan Ramadhan.

Dari Abu Dzarr, ia berkata : Kami berpuasa Ramadhan bersama Rasulullah SAW. Beliau tidak shalat (malam) bersama kami sehingga tinggal tujuh hari pada bulan itu. Lalu beliau shalat bersama kami sehingga lewat sepertiga malam, kemudian beliau tidak shalat malam bersama kami pada malam keenam. Tetapi beliau shalat malam bersama kami pada malam yang ke lima hingga lewat tengah malam. [HR. Abu Dawud juz 2, hal 50, no, 1375]

Dari Abdurrahman bin Abdul Qariyyi, bahwasannya ia berkata, “saya pernah keluar ke masjid bersama Umar bin Khaththab RA. Pada suatu malam di bulan Ramadhan, tiba-tiba kami dapati orang berkelompok-kelompok dan terpisah-pisah, ada yang shalat sendirian dan ada yang shalat yang diikuti beberapa orang. Maka Umar berkata, “saya berpendapat lebih baik mereka ini saya kumpulkan dengan diimami oleh seorang imam”. Kemudian Umar ber’azam dan mengumpulkan mereka itu dengan diimami oleh Ubay bin ka’ab. Kemudian saya keluar lagi bersama Umar pada malam yang lain, sedang orang-orang shalat dengan bermakmum kepada imam mereka. Umar berkata, “sebaik-baik bid’ah adalah ini”. Dan shalat yang mereka kerjakan pada akhir malam adalah lebih utama dari pada yang mereka kerjakan diawal malam. Sedangkan orang-orang biasa mengerjakannya diawal malam. [HR. Bukhari juz 2 : 252]

BILANGAN REKA’ATNYA

Shalat sunnah tarawih ini, bilangan rekaatnya yang biasa dikerjakan oleh Nabi SAW adalah sebelas rekaat beserta witirnya. Dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas, berapa saja seseorang mampu melaksanakannya higga habis waktu shalat sunnah tersebut, yaitu masuk waktu shubuh.

Dari ‘Aisyah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW shalat antara beliau selesai dari shalat ‘Isya hingga fajar, 11 rekaat. Beliau salam antara tiap-tiap 2 rekaat, lalu berwitir 1 rekaat”. [HR. Al-Jama’ah selain Tirmidzi, dalam Nailul Authar juz 3, hal. 39]

Telah berkata ‘Aisyah, “Adalah Rasulullah SAW pernah shalat 4 rekaat, jangan engkau tanya bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat 4 rekaat, jangan engkau tanya bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat (witir) 3 rekaat”. [HSR. Bukhari dan Muslim]

Keterangan :

Maksud hadits tersebut, Nabi SAW shalat 2 rekaat salam, 2 rekaat salam lalu istirahat. Dilanjutkan lagi 2 rekaat salam, 2 rekaat salam lalu istirahat. Kemudian shalat witir 3 rekaat.

‘Aisyah RA berkata :

Bahwasannya Rasulullah SAW tedak melebihkan di bulan Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan atas sebelas rekaat. [HR. Bukhari dan Muslim]

Keterangan ;

Hadits ini bukan merupakan batas dari Nabi SAW, tetapi hanya menunjukkan bahwa biasanya Nabi SAW shalat sebelas rekaat.

Dari Ibnu ‘Umar bahwasannya ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang shalat malam itu. Maka Rasulullah SAW menjawab, “Shalat malam itu 2 rekaat 2 rekaat. Maka apabila seseorang diantara kamu khawatir masuk shubuh hendaklah shalat witir 1 rekaat. Yang serekaat itu mewitirkan untuk shalat yang telah dikerjakan”. [HR. Muslim juz 1, hal. 516]

CARA PELAKSANAAN

1.      Boleh dengan jahr (suara nyaring) maupun sirr (suara lembut) :

Telah ditanya ‘Aisyah RA, “Bagaimana bacaan Nabi SAW pada waktu (shalat) malam ?”. Jawabnya, semuanya itu dikerjakan oleh Rasulullah SAW terkadang beliau membaca sirr (pelan) dan terkadang beliau membaca jahr ( nyaring)”. [HSR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi]

2.       Boleh dikerjakan dengan berjamaah maupun munfarid (sendirian)

Dari ‘Aisyah Ummul Mu’minin RA, bahwasannya pada suatu malam Rasulullah SAW shalat malam di masjid maka orang-orangpun turut shalat bersama Beliau, dan Beliau shalat pula pada malam berikutnya, maka bertambah banyak orang yang mengikutinya. Kemudian malam ketiganya ayau keempat mereka telah berkumpul, tetapi beliau tidak datang. Keesokan harinya beliau berkata, “ sungguh saya mengetahui apa yang kamu kerjakan semalam, saya tidak berhalangan untuk datang kepadamu, hanya saya takut jangan-jangan shalat itu kau anggap wajib”. (kata ‘Aisyah), “kejadian tersebut pada bulan Ramadhan”.[HSR. Bukhari juz 2, hal. 44].


Do'a Berbuka Puasa yang Benar Berdasarkan Hadist

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


Ada bermacam-macam tentang doa berbuka puasa, diantaranya sebagai berikut :

Dari ibnu ‘abbas, ia berkata : Adalah Nabi SAW apabila berbuka puasa beliau berdoa,” Allahumma laka shumna wa’alaa rizqika afthornaa fataqobbal minna innaka antas samii’ul ‘aliim (Ya Allah, untuk-Mu kami berpuasa, dan atas rizqi-MU kami berbuka, maka terimalah (ibadah) dari kami, sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui)”. [HR. Daruquthni juz 2, hal. 185 no. 26, dlaif karena dalam sanadnya ada perawi ‘Abdul Malik bin Harun bin ‘Antarah]

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Adalah Nabi SAW apabila berbuka puasa beliau berdoa, laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minnii innaka antas samii’ul ‘aliim (Untuk-Mu kami berpuasa, dan atas rizqi-Mu kami berbuka, maka terimalah ibadahku, sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui)”. [HR. Thabrani dalam Al-kabir juz 12, hal. 113, no 12720, dalam sanadnya ada perawi bernama ‘Abdul Malik bin Harun bin ‘Antarah, ia dlaif]

Bismillah, Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthortu (Dengan nama Allah. Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rizqi-Mu aku berbuka). [HR. Thabrani, dalam Al-Ausath hadits no. 7547, dalam sanadnya ada perawi yang bernama Dawud bin Zabraqan, dan ia dlaif – Majma’uz Zawaaid juz 3, hal. 279]

Dari Mu’adz RA, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila berbuka puasa beliau berdoa, “Alhamdu lillaahil-ladzi a’aananii fa shumtu wa rozaqonii fa-afthortu ( segala puji bagi Allah yang telah menolongku, sehingga aku berpuasa dan telah memberi rizqi kepadaku, maka aku berbuka)”. [HR. Ibnu Sunni hal. 169, no. 479, sanadnya dlaif, karena didalamnya ada perawi yang tidak disebutkan namanya]
Dari Mu’adz bin Zuhrah, bahwasannya telah sampai kepadanya bahwa Nabi SAW apabila berbuka puasa beliau berdoa, “ Allaahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthortu (Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rizqi-Mu aku berbuka puasa) “. [HR. Abu Dawud juz 2, hal. 306, no. 2358, hadits tersebut mursal, karena Mu’adz bin Zuhrah tidak bertemu Nabi SAW]

Dari Ibnu Abi Mulaikah, ia berkata : saya mendengar ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “ sesungguhnya bagi orang yang berpuasa itu ketika berbuka ada doa yang tidak akan di tolak”. Ibnu abi mulaikah berkata :  aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Amr apabila berbuka puasa berdoa, “Allaahumma innii as-aluka birohmatikal-latii wasi’at kulla syai-in an taghfiro lii ( Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan Rahmat-Mu yang luas meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuni aku) “. [HR. Ibnu Majah juz 1, hal. 557, no. 1753, hadits hasan]

Dari marwan, yakni bin salim Al-Muqaffa’, ia berkata : Aku melihat Ibnu ‘umar RA memegang jenggotnya, lalu memotong  yang lebih dari genggaman tangannya. Ia berkata : Adalah Rasulullah SAW apabila berbuka puasa beliau berdoa, “ Dzahabadh-dhoma-u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru, insyaa-allah (Haus telah hilang, urat-urat telah basah, dan semoga pahala tetap di dapat, insyaa-allah). [HR. Abu dawud juz 2, hal. 306, no. 2357, hadits hasan]

Keterangan :

Dari riwayat-riwayat diatas bisa kita ketahui bahwa yang derajatnya hasan adalah riwayat Ibnu Majah dari Ibnu abi Mulaikah dan Riwayat Abu Dawud dari marwan bin salim. Namun pada riwayat Ibnu abi Mulaikahdiatas, doa tersebut adalah lafadhnya Ibnu ‘Amr. Adapun pada riwayat Abu Dawud tersebut lafadh doa itu dari Nabi SAW. dengan demikian kita ketahui bahwa doa berbuka puasa yang paling kuat riwayatnya adalah yang diriwayatkan Abu Dawud dari Marwan bin Salim dari Ibnu ‘Umar(Dzahabadh-dhoma-u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru, insyaa-alloh).


Select Your Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : Tato