1. Tahap Eksplorasi
1.1. Lingkungan
Terdapatnya Minyak dan Gas Bumi
Hampir sbagian besar minyak dan gas bumi ditemukan
pada lapisan batuan pasir dan karbonat. Sangat terbatas terbentuk batuan shale,
batuan volkanik ataupun rekahan batuan dasar (basalt).
Studi pendahuluan meliputi geologi regional, yang menyangkut studi komparatif
atau perbandingan dengan daerah geologi lainnya yang telah terbukti produktif.
studi ini mempertimbangkan formasi yang bisa dijadikan sasaran eksplorasi,
struktur yang dapat bertindak sebagai perangkap dan seterusnya.
Pada umumnya lebih tebal lapisan sedimen didapatkan, kemungkinan ditemukannya
minyak bumi akan lebih besar. Hal ini disebabkan karena pada umumnya lebih
tebal lapisan sedimen itu, tentu lebih banyak lagi formasi yang dapat bertindak
sebagai reservoir maupun sebagai batuan induk. Lebih luasnya batuan sedimen
tersebar, akan lebih memungkinkan atau lebih leluasa kita mencapai perangkap
minyak dan gas bumi.
Gambar 1. Reservoir
Antiklin
Gambar 2. Reservoir Patahan
Gambar 3. Reservoir Stratigraphy
Gambar 4. Reservoir Kubah Garam
1. Survey Geologi
Permukaan
Pemetaan geologi pada permukaan secara detail dapat dilakukan jika memeng
terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintisan dan juga di sepanjang
sungai.
2. Survey Seismik
Untuk survey detail, metode seismik merupakan metode yang paling teliti dan
dewasa ini telah melampaui kemampuan geologi permukaan. metode yang digunakan
adalah khusus metode refleksi. Walaupun pemetaan geologi detail terhadap
tutupan telah dilakukan, pengecekan seismik selalu harus dilaksanakan, untuk
penentuan kedalam objektif pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang akan menghasilkan
minyak.
Gambar 5. Contoh Hasil Seismik
3. Survey Gravitasi
detail
Survey Gravitasi detail kadang-kadang juga digunakan untuk mendetailkan adanya
suatu tutupan (closure), terutama jika yang diharapkan adalah suatu intrui
kubah garam (salt dome)
atau suatu terumbu, daripadanya diharapkan adanya kontras dalam gravitasi
antara lapisan penutup dengan batuan reservoir atau batuan garam. Metode ini
sudah agak jarang digunakan karena teknologi sismik sudah semakin maju.
1.2. Prognosis
Semua propek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem penilaian,
kemudian dipih untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka semua
prospek ini haruslah diberi prognosis. Yang dimaksud prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta ramalan-ramalan
mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan pada kedalaman berapa.
Prognosis meliputi ;
1. Lokasi Yang Tepat
Lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk mencegah terjadinya
kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur, sebaliknya semua
koordinat lokasi tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran seismik,
terutama jika tutupan ditentukan oleh metode seismik. Jika hal ini terjadi di
laut misalnya, maka pengukuran harus dilakukan dari pelampung (buoy) yang
sengaja ditinggalkan di laut pada pengukuran seismik, juga dari titik
pengukuran radar di darat. Setidak-tidaknya pengukuran lokasi itu harus teliti
sekali sebab kemelesetan beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak
diketemukan.
2. Kedalaman Akhir
Kedalaman Akhir pemboran eksplorasi biasanya merupakan batuan dasar cekungan
sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. penntuan kedalaman akhir
ini sangat penting karena dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa lama
pemboran itu akan berlangsung dan dalam hal ini juga untuk berapa lama alat bor
itu kita sewa. Penentuan kedalaman akhir ini diasarkan atas data seismik,
setelah dilakukan korelasi dengan semua sumur yang ada dan juga dari kecepatan
rambat reflektor yang ditentukan sebagai batuan dasar.
3. Latar Belakang
Geologi
Alasan untuk pemboran didsarkan atas latar belakang geologi. Maka harus
disebutkan keadaan geologi daerah tersebut, alasan pemboran eksplorasi
dilakukan di daerah tersebut, jenis tutupan prospek dan juga struktur yang
diharapkan dari prospek tersebut.
4. Objektif Atau
Lapisan Reservoir Yang Diharapkan
Ini biasanya sudah ditentukan dan stratigrafi regional dan juga diikat dengan
refleksi yang didapat dari seismik. Objektif lapisan reservoir ini harus
ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh pemboran,
dimana diperoleh dari perhitungan kecepatan rambat seismik.
5. Kedalaman Puncak
Formasi Yang Akan Ditembus
Juga dalam prognosis ini harus kita tentukan formasi-formasi mana yang akan
dilalui bor, maka kedalaman puncak (batas) formasi ini harus ditentukan dari
data seismik.
6. Jenis Survey Lubang
Bor Yang Akan Dilaksanakan
Pada setiap pemboran eksplorasi selalu dilakukan survey lubang bor. Survey meliputi
misalnya peng-Logan lumpur, Peng-Logan Cutting, Peng-Logan Listrik, Peng-Logan Radioaktif, dan sebagainya.
Sebaiknya pada pemboran eksplorasi dilakukan survey yang lengkap , selain itu
juga harus direncanakan apakah akan dilakukan pengambilan batu inti (coring)
atau tidak.
Dalam pembuatan
prognosis ini juga ahli geologi harus bekerja sama dengan bagian eksploitasi
dan bagian pemboran. Dengan demikian diharapkan diperoleh hasil yang sangat
baik dalam pengembangan suatu lapangan nantinya.
No comments:
Post a Comment