RADIOAKTIF
MAKALAH PENYALIRAN TAMBANG
Dibuat sebagai Syarat
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geologi Tambang
Pada Jurusan Teknik
Pertambangan Universitas Sriwijaya
Oleh
Endarto
03021281320041
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Mineral
Mineral adalah padatan
senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem
kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak
hanya bahan komposisi kimia
tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana
sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan
bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang
mempelajari mineral disebut mineralogi.
GAMBAR 1.1
Mineral
BOWEN
REACTION SERIES
Seri Reaksi
Bowen merupakan suatu skema yang menunjukan urutan kristalisasi dari mineral
pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian.
Mineral-mineral
tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan Golongan besar yaitu:
1.
Mineral berwarna gelap atau mafik
mineral.
2.
Golongan mineral berwarna terang
atau felsik
mineral.
GAMBAR 1.2
Deret Reaksi
Bowen
Dalam proses
pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya membeku, tetapi
mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan
tamperatur ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan mineral-mineral
tertentu yang sesuai dengan temperaturnya Pembentukan mineral dalam magma
karena penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen.Sebelah kiri mewakili
mineral-mineral mafik, yang
pertama kali terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan
tetapi jika magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk
pertama kali. Olivin dan Piroksan merupakan pasangan ”Incongruent Melting”; dimana setelah
pembentukkannya Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen.
Temperatur menurun terus dan pembentukkan mineral berjalan sesuai dangan
temperaturnya. Mineral yang terakhir tarbentuk adalah Biotit, ia dibentuk dalam
temperatur yang rendah. Mineral disebelah
kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas, karena mineral ini paling
banyak terdapat dan tersebar luas. Anorthite adalah mineral yang pertama kali
terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa
seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk peda suhu menengah dan terdapat
batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu
rendah adalah albit, mineral ini banyak tersebar pada batuan asam seperti
granit atau rhyolite. Reaksi berubahnya komposisiPlagioklas ini merupakan deret
: “Solid
Solution”
yang merupakan reaksi kontinue, artinya kristalisasi Plagioklas Ca-Plagioklas
Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Dalam hal ini Anorthite adalah
jenis Plagioklas yang kaya Ca, sering disebut Juga "Calcic Plagioklas",
sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na ( "Sodic Plagioklas / Alkali
Plagioklas" ). Mineral
sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar ke
mineral Muscovit dan yang terakhir mineral Kwarsa, maka mineral Kwarsa
merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau
mineral Mafik, dan sebaliknya mineral yang terbentuk pertama kali adalah
mineral yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.
B. Mineral
Deposit
Batuan
yang mengandung satu atau lebih mineral logam (metallic mineral) yang akan
memiliki nilai ekonomis jika ditambang dinamakan Ore Mineral atau mineral
bijih. Suatu endapan dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai ekonomisnya,
bila harga pengolahan dan harga pasaran berfluktuasi, suatu saat endapan
mineral dikatakan sebagai bijih dan disaat lain bukan lagi. Pada saat ekstraksi
didapatkan bahan logam dan juga bahan limbah (gangue) yang tidak memiliki nilai
ekonomis. Proses ekstraksi tersebut menghasilkan timbunan limbah (tailing). Suatu
endapan mineral akan terbentuk oleh serangkaian proses yang mengubah kondisi
suatu batuan menjadi suatu endapan dengan kandungan mineral bijih yang disebut
proses ubahan (alteration). Proses tersebut akan menghasilkan mineral logam
(metalic mineral) dan mineral ubahan (alteration mineral), struktur serta
tekstur batuan yang berubah karenanya Kebanyakan bijih di dunia ini yang
ditambang adalah berasal dari mineral bijih yang diendapkan oleh larutan
hidrotermal. Asal larutan hidrotermal masih sulit dipecahkan. Beberapa larutan
berasal dari pelepasan air yang terkandung dalam magma saat magma naik dan
mendingin. Lainnya berasal dari air meteoric atau air laut yang bersirkulasi
dalam kerak. Endapan mineral yang terbentuk oleh air laut yang terpanaskan
aktifitas vulkanisme, dan endapannya berbentuk senyawa sulfide, yan dinamakan
volcanogenic massive sulfiden deposits.
Secara
umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan,
komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor
pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls). Ilmu yang mempelajari
dan membahas mengenai mineral baik yang bersifat logam maupun non logam serta
batuan dan asosiasinya didalam kulit bumi beserta cara terjadi dan
penyebarannya disebut ilmu Geologi Ekonomi. Penyebaran mineral dan batuan
tersebut menyangkut mengenai tempat terdapatnya, bentuk, ukuran, mutu, jumlah
dan kontrol geologinya. Proses-proses pembentukan endapan mineral baik yang
memiliki nilai ekonomis, maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu
diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan , keterdapatan serta
pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut. Mineral yang bersifat ekonomis dapat
diketahui bagaimana keberadaan dan keterdapatannya dengan memperhatikan
asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses
eksplorasi penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa
keberadaan suatu endapan mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat
berpengaruh,antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia, aspek
fisika dan biologis.
C.
Pembentukan (Genesa) Mineral Deposit
Proses
pembentukan endapan mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu
proses internal atau endogen dan proses eksternal atau eksogen. Endapan mineral
yang berasal dari kegiatan magma atau dipengaruhi oleh faktor endogen disebut
dengan endapan mineral primer. Sedangkan endapan endapan mineral yang
dipengaruhi faktor eksogen seperti proses weathering, inorganic sedimentasion,
dan organic sedimentation disebut dengan endapan sekunder, membentuk endapan
plaser, residual, supergene enrichment, evaporasi/presipitasi, mineral-energi
(minyak dan gas bumi dan batubara dan gambut).
Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
1. Kristalisasi
dan segregrasi magma
Kristalisasi magma merupakan proses utama dari pembentukan batuan vulkanik
dan plutonik.
2.
Hydrothermal
Larutan hydrothermal ini dipercaya
sebagai salah satu fluida pembawa bijih utama yang kemudian terendapkan dalam
beberapa fase dan tipe endapan.
3.
Lateral secretion
Merupakan proses dari pembentukan
lensa-lensa dan urat kuarsa pada batuan metamorf.
4.
Metamorphic Processes
umumnya merupakan hasil dari contact
dan regional metamorphism.
5. Volcanic exhalative (sedimentary exhalative)
Exhalations dari larutan hydrothermal pada
permukaan, yang terjadi pada kondisi
bawah permukaan air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang berbentukn
stratiform.
Proses eksternal atau eksogen pembentukan
endapan mineral yaitu:
1.
Mechanical Accumulation
Konsentrasi dari mineral berat dan
lepas menjadi endapan placer (placer deposit).
2.
Sedimentary precipitates
Presipitasi elemen-elemen tertentu
pada lingkungan tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.
3. Residual
processes
Pelindian
(leaching) elemen-elemen tertentu pada batuan meninggalkan konsentrasi
elemen-elemen yang tidak mobile dalam material sisa.
4.
Secondary or supergene enrichment
Pelindian (leaching) elemen-elemen
tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi pada
kedalaman menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang lebih tinggi.
Secara
umumnya proses pembentukan endapan mineral baik jenis endapan logam maupun non
logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh
aktivitas magma dan endapan mineral ekonomis selain karena aktifitas magma juga
dapat dihasilkan dari proses alterasi yaitu mineral hasil ubahan dari mineral
yang telah ada karena suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral baik secara
mineralisasi dan alterasi tidak terlepas dari faktor faktor tertentu yang
selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis pembentukan mineral.
Adapun menurut M. Bateman maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas
beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu baik yang bernilai
ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral, proses
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Proses Magmatis.
Proses ini
sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa lalu
mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan
bijih. Pada temperatur tinggi > 600oC stadium likwido magmatis mulai
membentuk mineral-mineral baik logam maupun non logam. Asosiasi mineral yang
terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan pada saat itu. Early magmatis
yang terbagi atas Disseminated, contoh endapannya Intann Segregasi, contoh
endapan chromit Injeksi, contoh magmatik Kiruna.
2. Late magmatis
Jenis ini terbagi atas beberapa bagian,
yaitu :
a.
Residual liquid segregation
contohnya
Magmatis Taberg
b.
Residual liquid injection
contohnya
magmatik Adirondack
c.
Immiscible liquid segregation,
contohnya sulfida Insizwa
d.
Immiscible liquid injection,
contohnya Vlackfontein, Afrika Selatan.
3.Pegmatisme
Setelah proses pembentukan magmatisme, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini ± 600-450oC berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya berupa granit.
Setelah proses pembentukan magmatisme, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini ± 600-450oC berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya berupa granit.
4. Pneumatolisis
Setelah temperatur mulai turun ± 550 –
450oC akumulasi gas mulai membentuk mineral sampai pada temperatur 450oC volume
unsur volatilnya makin menurun karena membentuk jebakan pneumatolitis dan
tinngal larutan sisa magma yang makin encer. Unsur volatil akan bergerak
menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya kemudian
akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur
volatile tersebut dengan batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan
mineral yang disebut endapan pneumatolitis.
5. Proses hydrotermal
Merupakan
proses pembentukan mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatut dan tekanan
yang santa rendah ,dan larutan magma yang terbentuk ini merupakan unsur volatil
yang sangat encer yang terbentuk setelah tiga tahapan sebelumnya. Secara garis
besar endapan hidrotermal dapat dibagi atas: Endapan hipotermal, dengan
ciri-ciri yaitu : Tekanan dan temperatur pembekuan relatif paling tinggi.
Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan
kedalaman yang besar. Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya pirit,
kallopirit, galena, dan spalerit serta oksidasi besi.
Pada intrusi granit sering berupa
nedapan logam Au, Pb, Sn, W, dan Z. Endapan Mesotermal, dengan ciri-ciri yaitu : Tekanan dan temperatur yang
berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal. Endapannya berasosiasi
dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi. Tekstur akibat
cavity filling jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian
antara lain berupa crustification dan banding Asosiasi mineralnya berupa
sulfida, misalnya Au, Cu, Ag, As, Sb dan Oksida Sn. Proses pengayaan sering
terjadi. v Endapan
Epitermal, dengan ciri-ciri sebagai berikut : Tekanan dan temperatur yang
berpengaruh paling rendah. Tekstur penggantian tidak luas, jarang terjadi.
Endapan bias dekat atau pada permukaan bumi. Kebanyakan teksturnya berlapis
atau berupa “fissure-vein”.
Struktur
khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”. Asosiasi mineral logamnya
berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”nya berupa klasit dan zeolit disamping
kuarsa. Adapun bentuk bentuk endapan mineral yang dapat dijumpai sebagai
endapan hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling yaitu proses
mineralisasi berupa pengisian ruang-ruang bukaan atau rongga – rongga dalam
batuan yang terdiri atas mineral-mineral yang diendapkan dari larutan pada
bukaan–bukaan batuan. , yang berupa Fissure veins, Shear-zonedeposits,
Stockworks, Ladder veins, Saddle – reefs, Tension crack
fillings, Breccia fillings.
GAMBAR 1.3
Gold Vein
6. Replacement, atau metasomatic replacement
Replacement,
atau metasomatic replacement merupakan proses dalam pembentukan endapan-endapan
mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan mineral pada endapan
Hypothermal dan Mesothermal dan sangat penting dalam group Epithermal.
Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic kontak telah di bentuk oleh
proses ini, dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfida dan
dominasi pada formasi unsur-unsur endapan mineral lainnya. Replacement
diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan
kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak di mana terjadi
penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain.
Atau dapat diartikan bahwa penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak
mempunyai ion secara umum dengan zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral
yang dibawa dalam larutan dan zat kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan
merupakan kontak terbuka terbagi atas : Massive, Lode fissure, dan
Disseminated.
7.
Sedimenter, terbagi atas endapan besi, mangan, phospate, nikel
dll.
8. Evaporasi, terdiri atas evaporasi laut, danau, dan air tanah.
9.
Konsentrasi Residu dan mekanik, terbagi atas
Konsentrasi
Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dll. Konsetrasi mekanik (endapan
placers ), berupa : sungai, pantai, elivial, dan eolian.
10. Supergen enrichment
GAMBAR 1.4
Supergen Enrichment
Mineral dan Bijih
Proses dan
aktivitas geologi bisa menimbulkan terbentuknya batuan dan jebakan mineral.
Yang dimaksud dengan jebakan mineral adalah endapan bahan-bahan atau material
baik berupa mineral maupun kumpulan mineral (batuan) yang mempunyai arti
ekonomis (berguna dan mengguntungkan bagi kepentingan umat manusia).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan pengusahaan jebakan dalam arti
ekonomis adalah bentuk jebakan, besar dan volume cadangan, kadar, lokasi
geografis dan biaya pengolahannya.
Dari distribusi unsur-unsur logam dan jenis-jenis mineral yang terdapat didalam kulit bumi menunjukkan bahwa hanya beberapa unsur logam dan mineral saja yang mempunyai prosentasi relative besar, karena pengaruh proses dan aktivitas geologi yang berlangsung cukup lama, prosentase unsur – unsur dan mineral-mineral tersebut dapat bertambah banyak pada bagian tertentu karena Proses Pengayaan, bahkan pada suatu waktu dapat terbentuk endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis. Proses pengayaan ini dapat disebabkan oleh :
Dari distribusi unsur-unsur logam dan jenis-jenis mineral yang terdapat didalam kulit bumi menunjukkan bahwa hanya beberapa unsur logam dan mineral saja yang mempunyai prosentasi relative besar, karena pengaruh proses dan aktivitas geologi yang berlangsung cukup lama, prosentase unsur – unsur dan mineral-mineral tersebut dapat bertambah banyak pada bagian tertentu karena Proses Pengayaan, bahkan pada suatu waktu dapat terbentuk endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis. Proses pengayaan ini dapat disebabkan oleh :
1.
Proses Pelapukan dan transportasi
2.
Proses ubahan karena pengaruh larutan sisa
magma.
Proses pengayaan tersebut dapat terjadi pada kondisi
geologi dan persyaratan tertentu.Kadar minimum logam yang mempunyai arti
ekonomis nilainya jauh lebih besar daripada kadar rata-rata dalam kulit bumi.
Faktor perkalian yang bisa memperbesar kadar mineral yang kecil sehingga bisa
menghasilkan kadar minimum ekonomis yang disebut faktor pengayaan (Enrichment
Factor atau Concentration Factor). Dari sejumlah unsur atau mineral yang terdapat
didalam kulit bumi, ternyata hanya beberapa unsur atau mineral saja yang
berbentuk unsur atau elemen tunggal (native element). Sebagian besar merupakan
persenyawaan unsur-unsur daaan membentuk mineral atau asosiasi mineral.Mineral
yang mengandung satu jenis logam atau beberapa asosiasi logam disebut mineral
logam (metallic mineral). Apabila kandungan logamnya relatif besar dan terikat
secara kimia dengan unsur lain maka mineral tersebut disebut Mineral Bijih (ore
mineral). Yang disebut bijih/ore adalah material/batuan yang terdiri dari
gabungan mineral bijih dengan komponen lain (mineral non logam) yang dapat
diambil satu atau lebih logam secara ekonomis. Apabila bijih yang diambil hanya
satu jenis logam saja maka disebut single ore. Apabila yang bisa diambil lebih
dari satu jenis bijih maka disebut complex-ore. Mineral non logam yang
dikandung oleh suatu bijih pada umumnya tidak menguntungkan bahkan biasanya
hanya mengotori saja, sehingga sering dibuang. Kadang-kadang apabila
terdapatkan dalam jumlah yang cukup banyak bisa dimanfaatkan sebagai hasil
sampingan (by-product), misalnya mineral kuarsa, fluorit, garnet dan lain-lain.
Mineral non logam tersebut disebut gangue mineral apabila terdapat bersama-sama
mineral logam didalam suatu batuan. Apabila terdapat didalam endapan non logam
yang ekonomis, disebut sebagai waste mineral. Yang termasuk golongan endapan
mineral non logam adalah material-material berupa padat, cairan atau gas.
Material-material tersebut bisa berbentuk mineral, batuan, persenyawaan hidrokarbon
atau berupa endapan garam. Contoh endapan ini adalah mika, batuan granit,
batubara, minyak dan
gas bumi, halit dan lain-lain
GAMBAR 1.5
Ore
Kadar (persentase) rata-rata minimum ekonomis suatu
logam didalam bijih disebut cut off grade. Kandungan logam yang terpadat
didalam
suatu bijih disebut tenor off ore. Karena kemajuan teknologi, khususnya didalam
cara-cara pemisahan logam, sering menyebabkan mineral atau batuan yang pada
mulanya tidak bernilai ekonomis bisa menjadi mineral bijih atau bijih yang
ekonomis. Jenis logam tertentu tidak selalu terdapat didalam satu macam mineral
saja, tetapi juga terdapat pada lebih dari satu macam mineral.
Misalnya logam Cu bisa terdapat pada mineral kalkosit, bornit atau krisokola. Sebaliknya satu jenis mineral tertentu sering dapat mengandung lebih dari satu jenis logam. Misalnya mineral Pentlandit mengandung logam nikel dan besi. Mineral wolframit mengandung unsur-unsur logam Ti, Mn dan Fe. Keadaan tersebut disebabkan karena logam-logam tertentu sering terdapat bersama-sama pada jenis batuan tertentu dengan asosiasi mineral tertentu pula, hal itu erat hubungannya dengan proses kejadian (genesa) mineral bijih.
Misalnya logam Cu bisa terdapat pada mineral kalkosit, bornit atau krisokola. Sebaliknya satu jenis mineral tertentu sering dapat mengandung lebih dari satu jenis logam. Misalnya mineral Pentlandit mengandung logam nikel dan besi. Mineral wolframit mengandung unsur-unsur logam Ti, Mn dan Fe. Keadaan tersebut disebabkan karena logam-logam tertentu sering terdapat bersama-sama pada jenis batuan tertentu dengan asosiasi mineral tertentu pula, hal itu erat hubungannya dengan proses kejadian (genesa) mineral bijih.
D. Geologi
Tambang
Geologi tambang
adalah salah satu cabang ilmu
geologi
untuk mengetahui keberadaan (eksplorasi) bahan galian (mineral) dipermukaan
(tambang terbuka) atau dibawah tanah.
Ilmu
yang memproduksi bahan galian (mineral) disebut teknik
pertambangan.
Umumnya mineral
yang diproduksi dapat diambil langsung dengan pengayakan atau proses
lebih lanjut seperti emas,
batubara, perak
dan intan.
E. Radioaktif
Radioaktifitas adalah sifat
suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi (pancaran sinar) secara spontan.
Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat labil,
berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai
kestabilan salah satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif
untuk menghasilkan unsur yang lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti,
partikel alpha α (sama dengan inti 4He), partikel beta (β), dan
partikel gamma (γ).
Radioaktif
atau radiasi yang berasal dari bahan radioaktif adalah satu bentuk energi yang
dipancarkan oleh atom atau molekul yang disebarkan melalui ruang atau materi
sebagai partikel / partikel ataupun gelombang elektromagnetik. Radioaktivitas
(juga disebut radioaktif juga merupakan fenomena alami atau buatan, dimana
ditimbulkan oleh zat tertentu atau bahan kimia. Ada dua radio aktif yang ada
pada umumnya yaitu Radioaktivitas spontan atau alami: Hal ini diwujudkan dalam
unsur-unsur radioaktif dan isotop ditemukan di alam dan mencemari lingkungan
seperti uranium dan thorium dalam lingkungan (tanah, pohon, air dan udara) dan
Radioaktivitas buatan atau induksi: radioaktif ini merupakan salah satu yang
disebabkan oleh transformasi nuklir buatan seperti Technitium-99m yang
digunakan dalam medis dan Iridium-192 yang digunakan dalam industri termasuk
pembangkit listrik tenaga nuklir.
Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif adalah perubahan atau konversi secara spontan inti nuklida stabil ke inti lainnya di mana ada radiasi pengion. Setiap kali jumlah proton dalam inti, maka akan ada unsur perubahan. Radioaktivitas ditemukan pada tahun 1896 oleh Henri Becquerel pada garam uranium. Untuk memperjelas sifat radioaktivitas signifikan,fisikawan Perancis Pierre Curie dan Marie Curie asal Polandia berkontribusi untuk hal ini.
Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif adalah perubahan atau konversi secara spontan inti nuklida stabil ke inti lainnya di mana ada radiasi pengion. Setiap kali jumlah proton dalam inti, maka akan ada unsur perubahan. Radioaktivitas ditemukan pada tahun 1896 oleh Henri Becquerel pada garam uranium. Untuk memperjelas sifat radioaktivitas signifikan,fisikawan Perancis Pierre Curie dan Marie Curie asal Polandia berkontribusi untuk hal ini.
Sinar
radioaktif ini berbentuk seperti gelombang cahaya, gelombang radio, sinar
infra-red (panas), microwave dan sinar X. Antara sinar mengion yang ada adalah
partikel Alfa, partikel beta, sinar Gamma, sinar X dan juga Neutron.
Radioaktivitas
digunakan untuk memperoleh energi nuklir, dan juga digunakan dalam pengobatan
(radioterapi dan radiologi) dan aplikasi industri (misalnya mengukur ketebalan
dan ukuran kerapatan).
Contoh
isotop radioaktif alami
1. uranium
2. thorium
isotop radioaktif
GAMBAR 1.6
Tabel Periodik
Tabel
periodik dengan elemen berwarna menurut hidup paruh isotop yang paling stabil.
Elemen
stabil;
Elemen
radioaktif dengan isotop jangka panjang. Hidup paruh mereka lebih dari 4 juta
tahun dan memiliki radiaktivitas yang sangat kecil;
Elemen
radioaktif yang memiliki bahaya kesehatan rendah. Isotop paling stabil memiliki
hidup paruh antara 800 dan 34.000 tahun. Karena itu memiliki penerapan
komersial;
Elemen
radioaktif yang memiliki risiko keselamatan tinggi. Isotop paling stabil
memiliki hidup paruh antara satu hari dan 103 tahun. Radioaktivitasnya memberi
potensi kecil untuk penggunaan komersial;
Elemen
sangat radioaktif. Isotop paling stabil memiliki hidup paruh antara satu hari
dan beberapa menit. Memiliki risiko kesehatan tinggi. Beberapa di antaranya
digunakan di luar penelitian dasar;
Elemen
radioaktif ekstrem. Sedikit diketahui tentang elemen ini karena ketidakstabilan
dan radioaktivitasnya yang ekstrem.
F. Manfaat dan
Bahaya Unsur Radioaktif
1.
Manfaat Radioaktif dibidang Kedokteran
Penggunaan
radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di
dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh
sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang. Berikut ini adalah
kegunaan radioaktiv dibidang kedokteran
1)
Sterilisasi radiasi.
2) Terapi
tumor atau kanker.
3) Penentuan
Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
4) Three
Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
5) Teknik
Pengaktivan Neutron
2.
Kerugian dari Radioaktif
Pencemaran zat
radioaktif, pencemaran zat radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang
disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom
serta bom atom. radioaktif adalah zat
radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau
menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat
digunakan lagi. yang paling berbahaya
dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan
gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu
partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif
pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan
131J.
Apabila ada
makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan
terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi
kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun
hewan atau binatang.
Efek serta
Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti
berikut di bawah ini : Pusing-pusing, Nafsu makan berkurang atau hilang,
Terjadi diare, Badan panas atau demam, Berat badan turun, Kanker darah atau
leukimia, Meningkatnya denyut jantung atau nadi.
BAB II
URANINIT
A. Genesa
Uraninit
Uraninit
adalah utama bijih dari uranium. Uraninit adalah radioaktif, uranium yang kaya
mineral dan bijih dengan komposisi kimia yang sebagian besar UO2, tetapi juga
mengandung UO3 dan oksida dari timah, thorium dan unsur tanah jarang. Semua mineral
uraninit mengandung sejumlah kecil radium sebagai peluruhan radioaktif uranium
produk. Uraninit juga selalu mengandung sejumlah kecil timbal isotop Pb-206 dan
Pb-207, produk akhir dari seri peluruhan isotop uranium U-238 dan U-235
masing-masing. Sejumlah kecil helium yang juga hadir dalam uraninite sebagai
hasil dari peluruhan alfa. Helium pertama kali ditemukan di Bumi dalam
uraninite setelah ditemukan spektroskopis di Sun atmosfer 's. Elemen sangat
jarang teknesium dapat ditemukan di uraninit dalam jumlah yang sangat kecil
(sekitar 0,2 ng / kg), diproduksi oleh spontan fisil dari uranium-238.
Uranium adalah alami elemen yang dapat
ditemukan dalam tingkat rendah di semua batuan, tanah dan air. Uranium juga
merupakan unsur tertinggi nomor dapat ditemukan secara alami dalam jumlah yang
signifikan di bumi dan selalu ditemukan dikombinasikan dengan unsur lain.
Seiring dengan semua elemen yang memiliki berat atom lebih tinggi dari besi,
itu hanya alami terbentuk dalam supernova. Para peluruhan uranium, torium dan
kalium-40 di Bumi mantel diperkirakan menjadi sumber utama dari panas yang
menjaga inti luar cair dan drive konveksi mantel, yang pada drive gilirannya
lempeng tektonik
Uranium
lebih banyak dari antimon, timah, kadmium, merkuri atau perak, dan itu adalah
tentang melimpah seperti arsenik atau molibdenum. Uranium ditemukan dalam
ratusan mineral termasuk uraninite (uranium yang paling umum bijih), carnotite,
autunite, uranophane, torbernite dan
coffinite. konsentrasi uranium yang signifikan terjadi pada beberapa zat
seperti fosfat deposit batu dan mineral seperti lignit dan monazit pasir dalam
uranium yang kaya bijih (itu pulih
komersial dari sumber dengan sesedikit 0,1 uranium%)
B.
Penamaan
Mineral telah dikenal setidaknya sejak
abad ke-15 dari tambang perak di Erzgebirge Pegunungan, Jerman. Namun,
lokalitas jenis ini Jachymov di Republik Ceko , dari mana FEBrückmann
dijelaskan mineral pada tahun 1727. Klaproth pada 1789 untuk menemukan unsur
uranium.
C.
Sifat Fisik
Uninit
– UO2
Sistem
kristal : Isometrik (Gambar 2.)
Belahan : Tidak jelas
Kekerasan : 5 - 6
BD : 7,8 - 10
Kilap : Sub logam sampai
berminyak
Warna : Hitam atau kecoklatan
Gores : Sama seperti warna, hitam atau kecoklatan
Terdapatnya
: Terjadi di pegmatit granit dan syenit. Cairan kerak dalam zona hidrotermal
suhu tinggi. Dalam kerikil kuarsa konglomerat.
Uraninit
D.
Kegunaan
Bijih uranium yang ditambang di beberapa
cara: dengan tambang terbuka , bawah tanah, in-situ pencucian dan pertambangan sumur (lihat pertambangan
uranium). Low-grade bijih uranium ditambang biasanya mengandung oksida% 0,01-0,25
uranium. Tindakan luas harus digunakan untuk mengekstrak logam dari bijih.
Tinggi-kelas bijih ditemukan di Athabasca Basin deposito di Saskatchewan,
Kanada dapat berisi hingga 23% uranium oksida rata-rata. bijih Uranium hancur
dan diterjemahkan ke dalam menjadi bubuk halus dan kemudian tercuci dengan baik
sebagai asam atau alkali. Para lindi terkena salah satu dari beberapa urutan
curah hujan, ekstraksi pelarut, dan pertukaran ion. Campuran yang dihasilkan,
disebut yellowcake, mengandung oksida uranium setidaknya 75%. Yellowcake
kemudian dikalsinasi untuk menghilangkan kotoran dari proses penggilingan
sebelum pemurnian dan konversi.
Komersial
uranium dapat dihasilkan melalui pengurangan uranium halida dengan alkali atau
logam alkali tanah . logam uranium juga dapat disiapkan melalui elektrolisis
dari KU5 atau UF4 , dilarutkan dalam lelehan kalsium klorida (CaCl2) dan
natrium klorida (NaCl) solusi. Sangat uranium murni dihasilkan melalui
dekomposisi termal dari halida uranium pada filamen panas.
E.
Penyebaran
Indonesia memiliki cadangan uranium 53
ribu ton yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir (PLTN), yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton
sisanya ada di Bangka Belitung (Tabel 1). Papua juga diindikasikan memiliki
cadangan uranium yang cukup besar tapi masih akan diteliti lebih lanjut.
Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku nuklir
dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan batuan
Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di
dunia.Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton Uranium per tahun,
maka dengan cadangan di Kalbar saja yang mencapai 29 ribu ton Uranium. Sehingga
cadangan uranium dapat memasok selama 145 tahun.
Sumber
dan cadangan Dunia
Produksi di seluruh dunia uranium pada
tahun 2009 sebesar 50.572 ton, dimana 27,3% ditambang di Kazakhstan. Negara
uranium lainnya yang penting pertambangan Kanada (20,1%), Australia (15,7%),
Namibia (9,1%), Rusia (7,0%) dan Niger (6,4%). Diperkirakan bahwa 5,5 juta ton
cadangan bijih uranium sementara 35 juta ton diklasifikasikan sebagai sumber
daya mineral. Australia memiliki 31% dari cadangan bijih uranium dunia dan uranium terbesar dunia simpanan tunggal
yang terletak di Olympic Dam Tambang di Australia Selatan. Kazakhstan terus
meningkatkan produksi dan mungkin telah menjadi produsen terbesar di dunia
uranium pada tahun 2009 dengan produksi yang diharapkan dari 12.826 ton,
dibandingkan ke Kanada dengan 11.100 ton dan Australia dengan 9.430 ton. Para
uranium yang tersedia utamanya adalah diyakini cukup untuk setidaknya
berikutnya 85 tahun meskipun beberapa
studi menunjukkan kurangnya investasi dalam akhir abad kedua puluh dapat
menghasilkan masalah pasokan di abad ke-21. Ada peningkatan 300 kali lipat
dalam jumlah uranium dipulihkan untuk setiap sepuluh kali lipat penurunan di
kelas bijih. Dengan kata lain, ada
sedikit bijih kelas tinggi dan proporsional jauh lebih rendah bijih yang
tersedia.
Tabel II.1
Lokasi
Batuan Granit
Provinsi
|
Lokasi
|
Bangka
Belitung
|
Belinyu, Kelapa, Jebus, Sungailiat,
Muntok, Merawang, Mendo Barat, Pangkalan Baru, Taman Sari, Pangkal Balam,
Rangkui, Bukit Intan, Koba, Payung, Sungai Selan, Toboali, Kelapa Kampit,
Tanjung Pandan, Membalong, Gantung, Dendang, Manggar, Lepar Pongok
|
Kalimantan
Barat
|
G. Raya, G. Burik, G. Banil, G.
Pandang, Bengkayang, Sanggau, Singkawang, Nanga Sayan, Tanah Pinoh, Nanga
Pinoh, Desa Jelimpo, Desa Serimbu, Desa Ampadi, Desa Darit, Desa Tanjung,
Desa Rees, Desa Pahauman, Desa Sejotang, Desa Subah, G. Mumbun, Desa Pandan
Sembuat, G. Semahung, Perbukitan Silay, G. Buduk Selatan, Desa Nekan
Entikong, S. Parus, S. Enci
|
Papua
|
Ifar,
P. Roan, S. Sentani
|
Papua Barat
|
P. Maransabadi
|
BAB III
A.
Genesa Torbernit
Faktor paling jelas dalam
mengidentifikasi torbernite adalah radioaktivitasnya. Namun, karena sering
ditemukan dalam hubungan dengan mineral radioaktif lainnya, ini mungkin tidak
berguna dalam memisahkan satu mineral uranium dari sisanya. Langkah selanjutnya
akan memeriksa warna. Kebanyakan mineral uranium-bantalan yang cerah kuning
atau hijau. Seperti torbernit secara eksklusif hijau, ini dapat menjadi fakta
sekunder yang bermanfaat. Kebiasaan kristal juga berguna, tapi seperti saham
struktur yang sama dan warna dengan autunit. Meskipun demikian, terlepas dari
identifikasi, ada kemungkinan bahwa setidaknya beberapa spesimen akan telah
diubah dengan meta-torbernit.
Torbernit adalah isostructural terkait
dengan mineral uranium,autunite Rumus kimia torbenit mirip dengan yang autunite
di mana kation Cu2+ menggantikan Ca2+. Jumlah molekul air hidrasi dapat
bervariasi antara 12 dan 8, sehingga menimbulkan berbagaimetatorbernite
torbernit spontan ketika dehidrasi. Komposisi kimia masing-masing adalah
sebagai berikut:
1. Torbernit
Cu(UO 2 ) 2 (PO 4 ) 2
•12 H 2 O Cu (UO 2) 2 (PO 4) 2 • 12 H 2 O
2. Metatorbernit
Cu(UO 2 ) 2 (PO 4 ) 2
•8 H 2 O Cu (UO 2) 2 (PO 4) 2 • 8 H 2 O
Nama
yang paling umum Torbernit alternatifnya adalah tembaga dan cupro-uranit uranit.
B.
Penamaan
Torbernit yang namanya berasal dari ahli
kimia Swedia Torbern Bergman(1735-1784), adalah,
radioaktif tembaga uranil fosfat mineral terhidrasi hijau, ditemukandi granit
dan uranium-bantalan deposito sebagai mineral sekunder.Torbernit adala hisostructural
dengan mineral uranium terkait, autunite.
Rumus kimia dari torbenite mirip dengan
yang autunite di mana kation Cu2 +menggantikan + Ca2. Jumlah molekul air
hidrasi dapat bervariasi antara 12 dan 8,sehingga menimbulkan berbagai Metatorbertnit
ketika yang spontan terdehidrasi.Sebagai mineral radioaktif, Torbernite
memiliki beberapa arti yang terbatassebagai bijih uranium. Kaya warna hijau dan
berkembang dengan baik kristal khas(ukuran: mm sampai beberapa cm) membuatnya
mineral kolektor dicari, juga. Namun, Torbernit seperti mineral terhidrasi
lain, dapat dengan mudah menderita dari hilangnya molekul air. Hilangnya air
dari mineral mengarah ke perubahan spesimen Torbernit pseudomorph,
meta-Torbernite.
Beberapa situs kolektor menegaskan dari pada
spesimen Torbernit lebih dari berumur beberapa tahun harus dipertimbangkan sepenuhnya
dialihkan ke meta-torbernite. Namun, kemungkinan tergantung pada suhu dan
kelembaban relatif udara ambien di mana spesimen disimpan.Sebagai torbernit
adalah radioaktif dan outgas radon (222Rn), kolektor didesak untuk
mengambil langkah yang aman dalam penanganan dan penyimpanan dari
setiapspesimen. Sebuah ventilasi yang memadai dari kamar dan lemari di mana
spesimendisimpan adalah penting untuk mengevakuasi gas radon radioaktif
bertanggung jawabuntuk kanker paru-paru, tetapi bisa meningkatkan tingkat
dehidrasi spesimen. Untuk membatasi inhalasi radon, spesimen telanjang
tidak harus disimpan di ruangan di mana orang menghabiskan waktu sebagian besar
nafkah atau bekerja. Alternatif adalah untuk menyimpan spesimen dalam
wadah transparan gas ketat di mana radon akan menumpuk dan
membusuk untuk kesetimbangan sekuler.
Nama
yang paling umum Torbernit yang alternatif adalah tembaga uranite
dancupronikel-uranite.
C.
Sifat Fisik Tobernit [Cu (UO2) 2 (PO4) 2 • 8-12 H2O]
Sistem
kristal : Tetragonal (Gambar 3.)
Belahan : Sempurna
Kekerasan : 2 – 2,5
BD : 3,2
Kilap : Vitreous; Pearly
Warna : Emerald hijau sampai apel hijau
Gores : Hijau pucat
Optik : Uniaksial (-)
Terdapatnya : ditemukan di granit dan endapan uranium sebagai mineral sekunder.
GAMBAR 3.1
Bentuk Mineral Tobernit
D.
Kegunaan
Sebagai mineral radioaktif, torbernit
memiliki beberapa signifikansi terbatas sebagai bijih uranium. Kaya warna hijau
dan berkembang dengan baik kristal khas (ukuran: mm sampai beberapa cm)
membuatnya mineral dicari kolektor, serta. Namun, torbernit, seperti mineral
terhidrasi lain, dengan mudah dapat menderita dari hilangnya molekul air.
Hilangnya air dari mineral mengarah ke perubahan spesimen torbernit ke dalam
nya pseudomorph, meta-tobernit. Beberapa situs menyatakan kolektor daripada
spesimen torbernit lebih dari beberapa tahun harus dipertimbangkan sepenuhnya
dialihkan ke meta-torbernit. Namun, kemungkinan tergantung pada suhu dan
kelembaban relatif udara ambien di mana spesimen disimpan.
Seperti torbernite adalah radioaktif dan
outgas radon (222Rn), kolektor yang didesak untuk mengambil tindakan pencegahan
yang tepat dalam penanganan dan penyimpanan dari setiap spesimen. Sebuah
ventilasi yang memadai dari kamar dan lemari di mana spesimen disimpan adalah
penting untuk mengevakuasi gas radon radioaktif yang bertanggung jawab untuk
kanker paru-paru, tetapi dapat meningkatkan tingkat dehidrasi spesimen. Untuk
membatasi inhalasi radon, spesimen telanjang tidak harus disimpan di kamar di
mana satu menghabiskan sebagian besar hidup-nya atau waktu kerja. Alternatif
adalah untuk menyimpan spesimen dalam wadah gas transparan ketat di mana radon
akan menumpuk dan membusuk untuk kesetimbangan sekuler .
E.
Penyebaran
Mineral tobernit terdapat pada batuan
granit, sehingga penyebarannya dapat melihat dari penyebaran granit pada bagian
tempat. Jadi dapat disimpulakan bahwa negara indonesia memiliki banyak sekali
endapan (mineral deposit) yang mengandung mineral Torbernit.
GAMBAR 3.2
Pesebaran
Mineral Torbernit di Indonesia
Karena indonesia memiliki barisan gunung
api yang panjang, dan dimana ada gunung api pasti disana ada batuan beku salah
satu batuan bekunya adalah granit yang dapat menyimpan mineral torbernit.
BAB IV
AUTUNIT
A.
Genesa Autunit
Autunit
(kalsium fosfat uranil terhidrasi) dengan rumus: Ca (UO 2) 2 (PO 4) 2 • 10-12H
2 O. Mineral ini menghasilkan uraniummoderat dengan jumlah isi 48,27%. Mineral
autunit adalah radioaktif dan juga digunakan sebagai bijih uranium. Jika
mineral mengering, itu mengkonversi ke meta-autunit I, yang bisa berubah
menjadi meta-autunit-II setelah pemanasan. Kedua mineral berikutnya sangat
jarang terjadi di alam. Untuk studi ilmiah dianjurkan untuk menyimpan mineral
di dalam wadah tertutup untuk meminimalkan kehilangan air.
B.
Penamaan
Autunit pertama kali ditemukan secara
tidak sengaja pada tahun 1852 di sekitar Autun, Prancis. Maka dari itu nama
Dari mineral ini adalah Autunit
C.
Sifat Fisik
Autunit
– Ca(UO2)2 (PO4)2 •10-12 H2O
Sistem
kristal : Tetragonal (Gambar 4.)
Belahan : Sempurna – Tidak ada
Kekerasan : 2 – 2,5
BD : 7,8 - 10
Kilap : Kaca – mutiara
Warna : Kuning - Kehijauan
Gores :
Kuning pucat
Optik : Biaksial (-)
Terdapatnya : Sebuah mineral sekunder yang dihasilkan dari oksidasi mineral uranium utama dalam urat hidrotermal, pegmatit granit, dll.
Gambar 4.1
Bentuk Kristal
Autunit
D. Kegunaan
Mineral autunit merupakan mineral
radioaktif yang moderat sekitar 48,27% untuk menghasil uranium. Kegunaan dan
pemanfaat yang lebih luas mengikuti sifat radioaktifnya.
E. Penyebaran
Mineral autunit
terdapat pada batuan granit, sehingga penyebarannya dapat melihat dari penyebaran
granit pada bagian empat.
BAB V
CARNOLIT
A.
Genesa Carnolit
Carnotit adalah kalium uranium vanadat
radioaktif mineral dengan rumus kimia : K2 (UO2)2 (VO4)2 · 3 H2O. Kadar air
dapat bervariasi dan sejumlah kecil kalsium, barium, magnesium, besi dan natrium sering hadir.
Carnotit adalah mineral kuning cerah
untuk kehijauan yang terjadi biasanya sebagai kerak dan serpih dalam batupasir.
Jumlah serendah satu persen akan warna batu pasir kuning cerah. Tinggi uranium
konten membuat suatu carnotit uranium yang penting bijih dan juga radioaktif.
Ini adalah sekunder vanadium dan uranium mineral yang biasanya ditemukan di
batuan sedimen dalam iklim kering. Ini adalah penting bijih uranium di Dataran
Tinggi Colorado daerah dari Amerika Serikat di mana itu terjadi sebagai
disseminations dalam batu pasir dan konsentrasi sekitar membatu log. Beberapa
spesies mineral terkait ada, termasuk: margaritasite (Cs, K, H3O)2 (UO2) (VO4)
2 · H2O) dan tyuyamunite, (Ca(UO2) 2 (VO4) 2 · 5-8H2O).
Mineral ini pertama kali dijelaskan pada
1899 oleh ilmuwan Prancis MMC Freidel dan E. Cumenge, yang diidentifikasi dalam
spesimen dari Roc Creek di Montrose County, Colorado, Amerika Serikat. Ini
adalah nama untuk Marie Adolphe Carnot (1839-1920), Prancis pertambangan
insinyur dan ahli kimia.
C.
Sifat Fisilk
Carnotit
– K2(UO2)2(VO4)2·3H2O
Sistem
kristal : Monoklinik 2 /
Belahan :
Sempurna di {001}
Kekerasa
: 2
BD : 4,70
Kilap : Dull, earthy
Warna :
Cerah kuning ke kuning lemon, mungkin kuning kehijauan.
Gores :
Sama seperti warna, hitam atau kecoklatan
Optik : Biaksial (-)
Mineral sekunder dari vanadium dan uranium yang biasanya ditemukan di batuan sedimen dalam iklim kering. Biasanya sebagai kerak dan serpih dalam batupasir.
Mineral Carnotit
D.
Kegunaan
Carnotit merupakan mineral radioaktif
yang menghasil uranium. Kegunaan dan pemanfaat yang lebih luas mengikuti sifat
radioaktifnya seperti untuk reaktor atom, pembangkit tenaga listrik tenaga nuklir
serta kebutuhan yang lainnya.
E.
Penyebaran
Konsentrasi
terbesar yang diketahui dari deposito carnotite adalah di AS bagian barat,
khususnya di wilayah Dataran Tinggi Colorado. Deposito lainnya terjadi di
Wyoming, South Dakota, dan Pennsylvania. Carnotite telah ditemukan dalam jumlah
kecil di banyak daerah di seluruh dunia; deposito komersial di luar AS terjadi
di dekat Kokand dan Ferghana di Uzbekistan timur. Untuk sifat fisik rinci,
lihat mineral vanadat di negara bagian AS dari Wyoming, Colorado, Arizona, Utah. Hal ini juga terjadi di New Mexico dan
Carbon County, Pennsylvania. Hal ini juga dilaporkan dalam Zaire, Maroko, Radium
Bukit, Australia, dan Kazakhstan.
BAB VI
KESELAMATAN
KERJA DI TAMBANG URANIUM
Ketentuan atau
keselamatan kerja pada aktifitas penambangan uranium meliputi kegiatan yang
berkaitan dengan pekerjaan persiapan, penggalian, pengangkutan dan penyimpanan
bijih. Perlunya kerjasama diantara pekerja pertambangan dengan pekerja dalam
menjaga dan meningkatkan keselamatan kerja dari bahaya radiasi dan zat
radioaktif antara lain dengan melakukan tanggung jawab dan kewajiban
masing-masing, mengoptimalkan proteksi radiasi dan pembatasan dosis ekivalen
terhadap seorang pekerja, menggolongan pekerja radiasi dan membagi daerah
kerja.
Terdapat pihak-pihak yang saling
bekerjasama dan mempunyai tanggung jawab, dalam mempengaruhi keselamatan kerja
pada pertambangan uranium, antara lain :
- Pengusaha Pertambangan - Pekerja
- Petugas Radiasi
- Petugas Ventilasi
Pengusaha Pertambangan mempunyai
tanggung jawab atas pelaksanaan Keselamatan Kerja di area kerja tambang antara
lain :
1.
Pengusaha Pertambangan
bertanggung jawab atas pengawasan keselamatan pekerja dari bahaya radiasi dan
zat radioaktif. Pengusaha Pertambangan harus mengawasi agar radiasi terhadap
setiap pekerja, dan zat radioaktif yang masuk ke dalam tubuhnya tetap berada dalam
batas-batas yang di izinkan
1.
Pengusaha Pertambangan
harus mempertimbangkan proteksi terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja pada
semua tahap sejak perancangan dan perencanaan penambangan.
2. Pengusaha
Pertambangan harus menjaga agar radiasi terhadap pekerja baik secara peroranganmaupun
kelompok tetap serendah mungkin, dengan memperhatikan faktor ekonomi dan
sosial.
3. Pengusaha
Pertambangan harus menyediakan, memelihara dan menginspeksi secara teratur
sarana, gedung dan peralatan, dan harus mengatur pekerjaan agar terjamin bahwa
nilai batas yang tercantum tidak dilampaui.
4. Pengusaha
Pertambangan harus menjamin bahwa setiap pekerja dan pengawas dilatih mengenai
dasar ventilasi dan praktek proteksi radiasi dari seluruh kegiatan penambangan.
5. Pekerja
dan pengawas juga harus diberi pengertian mengenai sifat, sumber dan pengaruh
zat radioaktif terhadap keselamatan dan kesehatan serta pengendaliannya dengan
cara pemeliharaan sistem ventilasi, kebersihan, dan pemakaian peralatan
pelindung perorangan.
6. Pengusaha
Pertambangan harus menjamin bahwa setiap pekerja yang memulai suatu pekerjaan
baru diberi petunjuk secara menyeluruh tentang tugas dan tanggung jawabnya,
sumber radiasi dan zat radioaktif yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan
tentang pengendalian, khususnya ventilasi.
B. Tanggung jawab dari Pekerja :
1. Pekerja
harus mentaati semua ketentuan mengenai pengendalian radiasi dan zat radioaktif
dalam lingkungan kerja dan tidak boleh lalai dan bahkan harus tidak melakukan
kegiatan yang mungkin membawa akibat penyinaran yang tidak semestinya bagi
dirinya atau teman sekerjanya.
2. Pekerja
harus memakai :
a. alat,
sarana dan perlengkapan pelindung yang disediakan, untuk membatasi radiasi dan
zat radioaktif terhadapnya dan terhadap teman sekerjanya antara lain: alat
respirator yang harus dipakai apabila kontaminasi di udara melebihi tingkat
yang diijinkan, pakaian kerja, tutup kepala, sarung tangan, pakaian khusus
kedap udara, selubung kaki kedap air, dan apron kedap air, bagi para pekerja.
b. dosimeter
perorangan dan peralatan monitor lain yang disediakan untuk memperkirakan
radiasi dan zat radioaktif.
3. Tidak
seorang pekerjapun diperkenankan, kecuali diberi wewenang, untuk mengubah,
memindahkan atau mengganti peralatan keselamatan, ventilasi atau peralatan
lainnya yang disediakan untuk melindungi dirinya atau melindungi orang lain,
atau mengubah metode atau proses yang digunakan untuk pengendalian radiasi dan
zat radioaktif.
4. Pekerja
harus berusaha untuk mencegah kerusakan peralatan dan mengusahakan agar
peralatan tersebut selalu dalam keadaan siap pakai.
5. Pekerja
harus membiasakan menjaga menjaga kebersihan misalnya mencuci tangan sebelum
makan dan merokok, memakai pakaian yang bersih dan mandi setelah bekerja
sehingga mengurangi kemungkinan zat radioaktif masuk ke dalam tubuh.
6. Mereka
yang berumur kurang dari 18 tahun tidak boleh dipekerjakan dalam tambang
uranium.
1. Melaporkan
kepada Pengusaha Instalasi tentang aspek-aspek radiologi pemonitoran daerah
kerja dan dosimetri perorangan, juga tentang semua persoalan proteksi radiasi
lainnya meliputi perlengkapan pelindung dan prosedur administrasi.
2. Mengindentifikasi
sumber utama radiasi dan zat radioaktif dalam lingkungan kerja.
3.
Memimpin program rutin pemonitoran radiasi
serta program pemonitoran khusus.
4. Mengkalibrasi atau menjamin kalibrasi semua
dosimeter dan instrumen yang dipakai untuk pemonitoran daerah kerja dan
dosimetri perorangan.
5. Turut
serta dalam program latihan pekerja, mempersiapkan atau menyetujui bahan
latihan yang berkaitan dengan proteksi radiasi.
6. Menjamin bahwa catatan mengenai penyinaran
disimpan sebaik-baiknya dan salinannya dikirim ke Pengusaha Instalasi secara
berkala.
7. Menelaah ulang catatan penyinaran untuk
mendeteksi adanya hasil yang tidak wajar atau kelainan dan menyelidiki hasil
tersebut.
8. Turut serta dalam penyelidikan tentang
penyinaran lebih dan lain-lain penyinaran yang tidak wajar atau terjadi karena
kecelakaan, dan juga turut serta menulis laporan hasil penyelidikan tersebut ke
Pengusaha Instalasi.
9. Membantu dokter dengan memberikan saran
tentang kondisi penyinaran radiasi.
10. Menjamin
bahwa alat proteksi pernafasan digunakan sesuai dengan Ketentuan ini.
D.
Petugas ventilasi
Harus mendapat latihan dan pengalaman
dalam merancang dan mengoperasikan sistem ventilasi tambang dan ia bertanggung
jawab:
1. Melaporkan
kepada pengusaha pertambangan tentang semua hal yang berkenaan dengan ventilasi
dan sistem pembersihan udara, karena digunakannya sistem ventilasi yang
didesain secara baik dan diawasi dengan semestinya dapat memperkecil penyinaran
zat radioaktif di udara.
2. Menjamin sistem ventilasi beroperasi dengan
baik seperti yang dirancang dan melaksanakan perubahan apabila perkembangan
tambang memerlukan. Desain ventilasi dan perencanaan tambang harus dilakukan
secara bersamaan dengan tujuan untuk memperoleh sistem ventilasi sekali jalan
atau paralel untuk menjamin kualitas udara yang baik. Apabila sistem ventilasi
diubah, rusak atau dihentikan, pekerja hanya diizinkan kembali ke tempat kerja
mereka setelah sistem ventilasi beroperasi kembali.
3. Menjamin
aliran dan kecepatan udara dan sesuai dengan ketentuan tentang ventilasi yang
berlaku.
4. Menjamin
bahwa instrumen yang digunakan telah dikalibrasi dengan betul.
5. Memimpin
program pengambilan contoh dan pengendalian debu.
6. Turut serta dalam program latihan,
mepersiapkan atau menyetujui bahan latihan yang berkaitan dengan ventilasi dan
pengendalian debu.
E.
Petunjuk Kerja
Untuk setiap jenis tempat kerja dan
tugas, Pengusaha Pertambangan harus menjamin bahwa lembaran petunjuk kerja yang
berkaitan dengan peraturan dan prosedur proteksi radiasi yang digunakan untuk
tempat kerja dan tugas tersebut, ditempatkan atau ditempel pada tempat yang
mudah dilihat, dan bahwa pemberitahuan ini harus menggunakan bahasa (termasuk
pictogram) yang dipahami oleh semua pekerja tambang, dan bahwa semuanya itu
selalu dalam keadaan masih dapat dibaca, petunjuk kerja sebaiknya mengenai :
1. Potensi bahaya terhadap kesehatan yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka.
2. Metoda
dan teknik kerja yang aman.
3. Sikap
seksama yang harus dilakukan untuk membatasi penerimaan radiasi dan pemasukan
zat radioaktif dan pertimbangan dilakukannya tindakan tertentu.
4. Ciri
utama sistem ventilasi seluruh tambang dan pentingnya semua komponen sistem itu
bekerja sebagaimana me stinya.
5. Pemeliharaan terhadap ventilasi tambahan untuk
pengadaan catu udara segar ke tempat kerja.
6. Pentingnya
pemanfaatan semua cara/alat untuk pengurangan debu.
7. Pentingnya
dan cara pencegahan sirkulasi ulang udara setempat di tempat kerja dan di
daerah yang lebih luas dari seluruh tambang.
8. Perlunya
melapor segera jika terjadi kemacetan sistem ventilasi kepada pengawas atau
Petugas Ventilasi.
9. Pemakaian,
pengoperasian dan pemeliharaan sebagaimana mestinya peralatan monitor
perorangan dan pelindung perorangan.
10. Pentingnya
higiene perorangan dalam membatasi pemasukan zat radioaktif.
F.
Batas Dosis
Definisi dosis pembatas berdasarkan BSS
adalah: Untuk paparan kerja, dosis pembatas adalah suatu nilai yang berkaitan
dengan sumber dari dosis individu yang biasa digunakan untuk membatasi beberapa
pilihan yang dipertimbangkan dalam proses optimasi. Dosis pembatas tidak dapat
digunakan sebagai batas, tetapi sebagai tingkat minimum dari proteksi individu
yang dapat dicapai dalam suatu situasi tertentu, dengan memperhatikan semua
keadaan yang mempengaruhi.
Suatu batas dosis didefinisikan dalam
besaran dosis efektif atau ekivalen bagi setiap orang dalam kegiatan praktis
terkendali yang tidak boleh dilampaui. Batas dosis efektif untuk paparan kerja
merupakan jumlah dosis efektif dari sumber eksternal dan dosis efektif terikat
dari masukan radionuklida dalam periode waktu yang sama.
Dalam
memproteksi pekerja pada tambang uranium maka batas dosis ekivalen :
1. Untuk mencegah terjadinya efek
non-stokastik, digunakan batas 0,5 Sv (50 rem) dalam 1 (satu) tahun untuk semua
jaringan, kecuali lensa mata; untuk lensa mata batas tahunan yang disarankan
adalah 0,15 Sv (15 rem). Nilai batas ini digunakan baik untuk penerimaan
radiasi oleh suatu jaringan atau penerimaan radiasi pada beberapa organ, tetapi
jumlah penerimaan radiasi dari semua organ dikalikan dengan faktor bobot
masing-masing organ tidak boleh melebihi nilai batas untuk efek stokastik
sebesar 50 mSv (5 rem).
2. Untuk pembatasan efek stokastik, maka
batas dosis ekivalen efektif tahunan (HE) untuk penerimaan radiasi seluruh
tubuh adalah 50 mSv (5 rem).
Apabila pekerjaan dilakukan secara
bersama oleh sejumlah pekerja, maka Pengusaha Pertambangan harus menjamin bahwa
mereka semua paham akan tanggung jawab bersama mereka untuk mengendalikan
radiasi dan zat radioaktif terhadap orang lain maupun mereka sendiri, dan bahwa
mereka diawasi dengan baik.
G.
Penggolongan Pekerja
Radiasi
Dengan bertujuan memonitori dan
membatasi penyinaran pekerja radiasi dibedakan menjadi dua kategori antara lain
:
1. Kategori
A, pekerja radiasi yang mungkin menerima dosis sama dengan atau lebih besar
dari 15 mSv (1500 mrem) per tahun;
2. Kategori B, pekerja radiasi yang mungkin
menerima dosis lebih kecil 15 mSv (1500 mrem) per tahun.
H.
Pembagian Daerah Kerja
Penggolongan pekerja dapat dilakukan
dengan berdasarkan pembagian daerah kerja sesuai dengan laju penyinaran
sebenarnya atau potensial yaitu
a. Daerah
pengawasan yaitu daerah kerja yang memungkinkan seorang pekerja menerima dosis
radiasi tidak lebih dari 15 mSv (1500 mrem) dalam satu tahun dan bebas
kontaminasi. Daerah ini dapat dibedakan atas daerah radiasi sangat rendah dan
daerah radiasi rendah.
b. Daerah
pengendalian yaitu daerah kerja yang memungkinkan seorang pekerja menerima
dosis 15 mSv (1500 mrem) atau lebih dalam satu tahun. Untuk memasuki daerah ini
harus diawasi dan
Memenuhi ketentuan kerja. Dalam daerah
pengendalian baik pemonitoran perorangan maupun pemonitoran daerah harus
dilakukan. Dalam daerah ini harus terdapat tanda-tanda peringatan yang
ditempatkan pada pintu masuk maupun pada pintu didalamnya. Wialayah tambang
bawah tanah digolongkan sebagai daerah pengendalian, karena laju penyinaran
dalam tambang tersebut sangat beraneka ragam. Dalam daerah pengendalian
terdapat daerah radiasi sedang, daerah radiasi tinggi, daerah kontaminasi
rendah, sedang dan tinggi.
I.
Pengawasan
1.
Pengawasan Lingkungan
Tambang
Pengawasan bertujuan dalam mengevaluasi
penyinaran terhadap pekerja dan memperoleh data yang diperlukan untuk
pengendalian batas dosis yang diperbolehkan.
1. Mengawasi
daerah kerja dimana penyinaran tahunan yang diterima perorangan dapat melampaui
5 mSv harus di monitor di bawah pengawasan Petugas Proteksi Radiasi dan
berkonsultasi dengan Petugas Ventilasi.
2. Pemonitoran debu radioaktif harus dilaksanakan
secara teratur, apabila di dalam tambang dan instalasi pengolahan terdapat
kemungkinan masuknya debu radioaktif ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan
atau pencernaan. Frekuensi pemonitoran ini harus ditentukan dengan
memperhatikan konsentrasi debu radioaktif dan potensi.
3. Munculnya
debu harus dikurangi dengan menggunakan teknik penambangan dengan pola
peledakan yang tepat, penggunaan air, dan sebagainya, dan diharapkan tidak
menyebar kemudian sebelum dibuang ke lingkungan harus melalui filter.
Penyebaran debu dikendalikan dengan sirkulasi pertukaran udara untuk
mengencerkan tingkat konsentrasi debu yang diperbolehkan. Pengendalian debu
sebaiknya dioperasikan terus-menerus.
4.
Pengukuran kontaminasi radioaktif permukaan pada struktur dan peralatan
di daerah produksi akhir dalam instalasi pengolahan harus dilakukan untuk
memperkirakan hasil guna sistem pengendalian debu dan langkah-langkah untuk
mengawasi masuknya zat radiaktif ke dalam tubuh manusia.
2.
Pengawasan Terhadap Pekerja Tambang uranium
Penyinaran eksterna perorangan harus
ditentukan, maka hal ini harus dilakukan dengan menggunakan detektor radiasi
perorangan yang terus menerus dipakai oleh seseorang selama bekerja.
1. Semua
orang yang dipekerjakan dalam penambangan uranium harus diperiksa kesehatannya
sebelum mulai melakukan pekerjaan dan dalam selang waktu yang memadai
sesudahnya.
2. Pekerja
harus segera melaporkan tiap penyakit yang di deritanya kepada dokter.
3. Apabila
ada pekerja wanita yang hamil, kehamilan tersebut harus juga dilaporkan kepada
dokter.
4. Mencatat
data kesehatan pekerja tambang uranium.
No comments:
Post a Comment