BAB II
ANALISIS TEGANGAN (STRESS) DAN REGANGAN (STRAIN)
2.11. DEFINISI TEGANGAN (STRESS) DAN REGANGAN (STRAIN)
Jika sebuah batang prisma diberi tarikan
dengan gaya yang terbagi rata di sepanjang ujungnya (Gambar 2.1), gaya dalam
juga terbagi merata di sepanjang potongan penampang sembarang mm. Tegangan
(stress) pada potongan penampang mm tersebut adalah gaya P dibagi dengan luas potongan
penampang A (Gambar 2.1.b).
s = P / A
Regangan (strain) dari batang prisma
tersebut adalah pertambahan panjang dari batang prisma tersebut dibagi dengan
panjang mula‑mula (Gambar 1.a).
Gambar 2.1. Batang prisma mengalami tarikan
Tegangan pada potongan penampang
miring dengan luas penampangA’ = A / Cos q ada 2 buah yaitu tegangan normal
(normal stress) sn yang tegak lurus pada bidang potongan
dan tegangan geser (shear stress) tnt yang sejajar dengan bidang potongan.
sn maksimim pada q =
0 yang besarnya sn
= s
snt maksimim pada q =
450 yang besarnya snt
= ½ s
Tegangan tergantung pada :
a. Titik dimana ia dikenakan.
b. Orientasi dari luas permukaan dimana
ia dikenakan.
c. Sistem dari gaya‑gaya luar yang
dikenakan pada sebuah benda.
Misalkan titik P berada ditengah‑tengah
sebuah empat pesegi panjang kecil (Gambar 2.2) di mana bidang yanq berhadapan
sejajar menurut koordinat kartesian x, y, z. Konvesi untuk menggambarkan
tegangan normal dan tegangan geser sepertil terlihat pada Gambar 2.2.
Tegangan normal yang bekerja pada bidang
normal terhadap sumbu x diberi simbol sx.
Tegangan geser yang bekerja searah dengan
sumbu y pada bidang normal terhadap sumbu x diberi simbol sxy.
Tegangan geser yang bekerja searah dengan
surnbu z pada bidang normal terhadap sumbu x disebut sxz.
Gambar 2.2. Komponen‑kormponen tegangan di sebuah empat
persegi panjang
Demikianlah definisi yang sama untuk sy, sz, tyz,
tyx, tzx dan tzy.
Tegangan normal sx, sy dan sz positif jika arahnya keluar dari permukaan, menggambarkan
tegangan tarik. Tegangan normal negatif adalah tegangan tekan dimana arahnya
menuju ke permukaan elemen.
Tegangan geser sy, sz, tyz,
tyx, tzx dan tzy adalah positif jika
arahnya searah dengan arah kartesian positif. Akan diperlihatkan selanjutnya
bahwa dari enam komponen kartesian dari tegangan geser hanya tiga yang bebas.
Titik P terletak ditengah‑tengah empat persegi panjang. Dalam keadaan
setimbang, momen gaya‑gaya ke titik P pada arah sumbu x sama dengan nol.
Persamaan yang sama diperoleh untuk EMy
clan EM, dengan masing-masing pada arah sumbu y dan z.
Setiap persamaan dibagi dengan dx dy dz, maka didapat:
txy = tyx
tyz = tzy
tzx = txz
Ini memperlihatkan bahwa sepasang tegangan
geser mempunyai nilai dan tanda yang sama.
2.2. ANALISIS TEGANGAN PADA BIDANG
Gambar 2.3.A memperlihatkan diagram
tegangan yang bekerja pada sebuah benda berbentuk segi empat dalam dua dimensi
(bidang) dengan sumbu x dan y. Pada bidang miring di mana normalnya membuat sudut
q terhadap sumbu x bekerja tegangan normal sn dan tegangan geser sxt yang nilainya merupakan fungsi dari sx, sy, dan sxy yang bekerja pada bidang bidang yang tegak lurus sumbu x dan
y (Gambar 2.3.b).
Gambar 2.3. Diagram tegangan pada bidang
Ax = An cos q
Ay = An sin q
dengan
Ax = luas penampang bidang yang 1 sumbu x
Ay = luas penampang bidang yang 1 sumbu y
An = luas
penampang bidang miring.
Dalam keadaan setimbang :
(1)
(2)
Persamaan 1 dan 2 memberikan besar dan tanda dari sn dan snt yang bekerja pada
bidang miring yang normalnya membuat sudut q terhadap sumbu x.
Perioda dari tegangan‑tegangan ini adalah π karena persamaannya merupakan fungsi dari sin 2q dan cos 2q. Sehingga, tegangan‑tegangan
tersebut mempunyai nitai maksimum dan minimum atau konstan.
Turunan tegangan normal sn terhadap q sama dengan nol memberikan :
dimana q1 digunakan untuk menggantikan q yang menyatakan sudut spesifik. Besarnya q1 adalah :
Dari persamaan ini didapat dua nilai
yaitu q1 dan q1+900 . Satu sudut akan memberikan arah dari tegangan normal maksimum
dan sudut lainnya akan memberikan arah dari tegangan normal minimum.
Jika q1 = 0, maka dari persamaan 1 didapat:
Arah ini disebut arah prinsipal atau
utama (principal direction) dan tegangan normal yang bersangkutan adalah
tegangan prinsipal (principal stress) dimana smax disebut major principal
stress dan smin disebut minor principal stress. Bidang di mana bekerja tegangan prinsipal
disebut bidang prinsipal (principal plane). Tidak ada tegangan geser yang
bekerja pada bidang dimana tegangan normal maksimum atau minimum.
Apabila arah prinsipal diambil sebagai
sumbu x dan y, sxy =
0 dan persamaan 1 dan 2 disederhanakan menjadi :
Variasi komponen tegangan sn dan tnt sesuai dengan variasi q.
2.3. LINGKARAN MOHR DARI TEGANGAN
Pemecahan geometri untuk tegangan‑tegangan
dengan arah yang berbeda-beda didapat dengan lingkaran Mohr.
Untuk diagram tegangan seperti pada
Gambar 2.3A, maka urut‑urutan untuk membuat lingkaran Mohr adalah sebagai
berikut:
a. Dibuat sumbu tegak
untuk t dan sumbu horisontal untuk s. Kedua sumbu ini saling tegak lurus dan skala untuk kedua sumbu ini harus
sama.
b. Plot
tegangan normal sn dan sx pada sumbu tegangan normal s.
c. Plot teegangan geser
txy yang bekerja dibagian kanan dari benda
langsung di bawah atau di atas titik yang menggambarkan a,, pada sumbu tegangan
normal.
Jika arah tegangan geser berlawanan
dengan arah jarum jam relatif terhadap titik pusat benda, plot txy di bawah sumbu tegangan normal. Jika arah tegangan geser
searah dengan arah jarum jam relatif terhadap titik pusat benda, plot txy di atas sumbu tegangan normal.
d. Plot tegangan geser txy yang bekerja pada bidang yang sama dengan sy, di atas titik yang menggambarkan sy pada sumbu tegangan normal jika searah dengan arah jarum jam
dan di bawah titik tersebut jika berlawanan dengan arah jarum jam.
e. Hubungkan kedua titik
tegangan geser dengan sebuah garis lurus. Garis ini akan memotong sumbu
tegangan normal pada titik 1/2 (sx+ sy).
f. Gambarkan sebuah
lingkaran dengan titik pusatnya pada sumbu tegangan normal di 1/2 (sx+ sy) dan diameternya sama dengan panjang
garis yang menghubungkan kedua titik tegangan geser.
Gambar 2.4. Lingkaran Mohr dari tegangan
Dari Gambar 2.4 terlihat bawah proyeksi
dari jari‑jari lingkaran pada sumbu tegangan geser t akan memberikan tegangan geser pada sudut tertentu, dan
proyeksi dari ujung‑ujung diameter lingkaran pada sumbu tegangan normal s akan memberikan tegangan‑tegangan normal pada sudut tertentu.
Jari‑jari lingkaran adalah tegangan
geser maksimum dan perpotongan antara lingkaran Mohr dan sumbu tegangan normal
adalah tegangan prinsipal. Sudut q1 adalah sudut yang dibentuk antara
sumbu x dengan arah dari tegangan prinsipal.
Dapat dilihat pada Gambar 2.4 bahwa
tegangan geser sama dengan nol jika tegangan normal maksimum dan minimum.
Demikian juga jika tegangan geser maksimum maka tegangan‑tegangan normal sama
dengan setengah dari jumlah tegangan‑tegangan normal asal (original normal
stresses).
Sebagai titik pusat lingkaran selalu pada
titik :
2.4. ANALISIS
REGANGAN
a. Perubahan panjang dari sebuah garis
lurus.
Perubahan panjang persatuan unit panjang
mula‑mula disebut regangan longitudinal longitudinal strain) yang didefinisikan
sebagai
dengan ∂L = perubahan panjang
∆L
= panjang mula‑mula
Regangan longitudinal positif jika
terjadi pertambahan panjang dan negatif jika terjadi pengurangan panjang.
b. Perubahan sudut dari sudut yang
dibentuk oleh perpotongan dua buah garis lurus disebut regangan geser (shear
strain).
Gambar 2.5 memperlihatkan satu sudut dari
segi empat yang mengalarni tegangan.
A O B
= sudut sebelum mengalami tegangan.
A'O'B' = sudut sesudah mengalami tegangan.
Titik O pindah ke O’, titik A pindah
ke A’ dan titik B pindah ke B’ sesudah mengalami tegangan.
Displacement dari titik dinyatakan dengan u, v dan w yang masing‑masing
sejajar dengan x, y dan z, diasumsikan sebagai fungsi kontinu dari koordinat
(x,y,z). Jadi
jika u adalah displacement dari titik
O pada arah x, displacement dari
titik A yang berada di dekatnya pada arah x adalah u + ∂u . ∆x
/ ∂x
Perubahan panjang pada segmen O A :
menurut definisi regangan
Gambar 2.5. Hubungan antara regangan dan displacement
Melihat Gambar 2.5 dan mengingat bahwa
sudut‑sudut ∆q1 dan ∆q2 adalah kecil serta tegangan juga kecil terhadap unitnya, maka
dapat ditulis persamaan sebagai berikut :
Per definisi, regangan geser (shear strain) gxy, dalam sudut A O B
adalah ∆q1 + ∆q2
Dengan cara yang sama untuk bidang yz dan
zx, 6 komponen dari regangan dapat ditulis sebagai berikut :
regangan normal , ,
regangan geser , ,
Jika u, v dan w adalah fungsi kontinu
dari koordinat ruang x, y dan z dari sebuah benda, maka keenam persamaan di
atas adalah keadaan (state) dari regangan sebuah titik di dalam benda.
No comments:
Post a Comment