Monday 15 September 2014

Makalah Radioaktif Geologi Tambang

RADIOAKTIF

                                                                                            




MAKALAH PENYALIRAN TAMBANG
Dibuat sebagai Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geologi Tambang
Pada Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya


Oleh

Endarto
03021281320041


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Mineral
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.

GAMBAR 1.1
Mineral

BOWEN REACTION SERIES 
Seri Reaksi Bowen merupakan suatu skema yang menunjukan urutan kristalisasi dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian.
Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan Golongan besar yaitu:
1.                   Mineral berwarna gelap atau mafik mineral.
2.                   Golongan mineral berwarna terang atau felsik mineral.
Picture

GAMBAR 1.2
Deret Reaksi Bowen
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan tamperatur ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen.Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut jenuh oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksan merupakan pasangan ”Incongruent Melting”; dimana setelah pembentukkannya Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun terus dan pembentukkan mineral berjalan sesuai dangan temperaturnya. Mineral yang terakhir tarbentuk adalah Biotit, ia dibentuk dalam temperatur yang rendah.  Mineral disebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas, karena mineral ini paling banyak terdapat dan tersebar luas. Anorthite adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin terbentuk peda suhu menengah dan terdapat batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah albit, mineral ini banyak tersebar pada batuan asam seperti granit atau rhyolite. Reaksi berubahnya komposisiPlagioklas ini merupakan deret : “Solid Solution” yang merupakan reaksi kontinue, artinya kristalisasi Plagioklas Ca-Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Dalam hal ini Anorthite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca, sering disebut Juga "Calcic Plagioklas", sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na ( "Sodic Plagioklas / Alkali Plagioklas" ). Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar ke mineral Muscovit dan yang terakhir mineral Kwarsa, maka mineral Kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau mineral Mafik, dan sebaliknya mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.
B.     Mineral Deposit
Batuan yang mengandung satu atau lebih mineral logam (metallic mineral) yang akan memiliki nilai ekonomis jika ditambang dinamakan Ore Mineral atau mineral bijih. Suatu endapan dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai ekonomisnya, bila harga pengolahan dan harga pasaran berfluktuasi, suatu saat endapan mineral dikatakan sebagai bijih dan disaat lain bukan lagi. Pada saat ekstraksi didapatkan bahan logam dan juga bahan limbah (gangue) yang tidak memiliki nilai ekonomis. Proses ekstraksi tersebut menghasilkan timbunan limbah (tailing). Suatu endapan mineral akan terbentuk oleh serangkaian proses yang mengubah kondisi suatu batuan menjadi suatu endapan dengan kandungan mineral bijih yang disebut proses ubahan (alteration). Proses tersebut akan menghasilkan mineral logam (metalic mineral) dan mineral ubahan (alteration mineral), struktur serta tekstur batuan yang berubah karenanya Kebanyakan bijih di dunia ini yang ditambang adalah berasal dari mineral bijih yang diendapkan oleh larutan hidrotermal. Asal larutan hidrotermal masih sulit dipecahkan. Beberapa larutan berasal dari pelepasan air yang terkandung dalam magma saat magma naik dan mendingin. Lainnya berasal dari air meteoric atau air laut yang bersirkulasi dalam kerak. Endapan mineral yang terbentuk oleh air laut yang terpanaskan aktifitas vulkanisme, dan endapannya berbentuk senyawa sulfide, yan dinamakan volcanogenic massive sulfiden deposits.
Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls). Ilmu yang mempelajari dan membahas mengenai mineral baik yang bersifat logam maupun non logam serta batuan dan asosiasinya didalam kulit bumi beserta cara terjadi dan penyebarannya disebut ilmu Geologi Ekonomi. Penyebaran mineral dan batuan tersebut menyangkut mengenai tempat terdapatnya, bentuk, ukuran, mutu, jumlah dan kontrol geologinya. Proses-proses pembentukan endapan mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses pembentukan , keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut. Mineral yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaan dan keterdapatannya dengan memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses eksplorasi penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan suatu endapan mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh,antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia, aspek fisika dan biologis.






C.     Pembentukan (Genesa) Mineral Deposit
Proses pembentukan endapan mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu proses internal atau endogen dan proses eksternal atau eksogen. Endapan mineral yang berasal dari kegiatan magma atau dipengaruhi oleh faktor endogen disebut dengan endapan mineral primer. Sedangkan endapan endapan mineral yang dipengaruhi faktor eksogen seperti proses weathering, inorganic sedimentasion, dan organic sedimentation disebut dengan endapan sekunder, membentuk endapan plaser, residual, supergene enrichment, evaporasi/presipitasi, mineral-energi (minyak dan gas bumi dan batubara dan gambut).
Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:
1.  Kristalisasi dan segregrasi magma
 Kristalisasi magma merupakan   proses utama dari pembentukan batuan vulkanik dan plutonik.
2.    Hydrothermal
Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu fluida pembawa bijih utama yang kemudian terendapkan dalam beberapa fase dan tipe endapan.
3.      Lateral secretion
Merupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan urat kuarsa pada batuan metamorf.
4.      Metamorphic Processes
umumnya merupakan hasil dari contact dan regional metamorphism.
5.   Volcanic exhalative (sedimentary exhalative)
  Exhalations dari larutan hydrothermal pada permukaan, yang terjadi   pada kondisi bawah permukaan air laut dan umumnya menghasilkan tubuh bijih yang berbentukn stratiform.



 Proses eksternal atau eksogen pembentukan endapan mineral yaitu:
1.      Mechanical Accumulation
Konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi endapan placer (placer deposit).
2.      Sedimentary precipitates
Presipitasi elemen-elemen tertentu pada lingkungan tertentu, dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.
3.      Residual processes
Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada batuan meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam material sisa.
4.      Secondary or supergene enrichment
Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu dari bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi pada kedalaman menghasilkan endapan dengan konsentrasi yang lebih tinggi.
Secara umumnya proses pembentukan endapan mineral baik jenis endapan logam maupun non logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma dan endapan mineral ekonomis selain karena aktifitas magma juga dapat dihasilkan dari proses alterasi yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak terlepas dari faktor faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis pembentukan mineral. Adapun menurut M. Bateman maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu baik yang bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral, proses tersebut adalah sebagai berikut:




1. Proses Magmatis.
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi > 600oC stadium likwido magmatis mulai membentuk mineral-mineral baik logam maupun non logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan pada saat itu. Early magmatis yang terbagi atas Disseminated, contoh endapannya Intann Segregasi, contoh endapan chromit Injeksi, contoh magmatik Kiruna.
2. Late magmatis
Jenis ini terbagi atas beberapa bagian, yaitu :
a.          Residual liquid segregation
contohnya Magmatis Taberg
b.         Residual liquid injection 
contohnya magmatik Adirondack
c.          Immiscible liquid segregation,
contohnya sulfida Insizwa
d.         Immiscible liquid injection,
contohnya Vlackfontein, Afrika Selatan.

3.Pegmatisme
       Setelah proses pembentukan magmatisme, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini ± 600-450oC berupa larutan magma sisa. Asosiasi batuan umumnya berupa granit.
4. Pneumatolisis
       Setelah temperatur mulai turun ± 550 – 450oC akumulasi gas mulai membentuk mineral sampai pada temperatur 450oC volume unsur volatilnya makin menurun karena membentuk jebakan pneumatolitis dan tinngal larutan sisa magma yang makin encer. Unsur volatil akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut endapan pneumatolitis.
5. Proses hydrotermal
Merupakan proses pembentukan mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatut dan tekanan yang santa rendah ,dan larutan magma yang terbentuk ini merupakan unsur volatil yang sangat encer yang terbentuk setelah tiga tahapan sebelumnya. Secara garis besar endapan hidrotermal dapat dibagi atas: Endapan hipotermal, dengan ciri-ciri yaitu : Tekanan dan temperatur pembekuan relatif paling tinggi. Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang besar. Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya pirit, kallopirit, galena, dan spalerit serta oksidasi besi.
           Pada intrusi granit sering berupa nedapan logam Au, Pb, Sn, W, dan Z. Endapan Mesotermal, dengan ciri-ciri yaitu : Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal. Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi. Tekstur akibat cavity filling jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian antara lain berupa crustification dan banding Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya Au, Cu, Ag, As, Sb dan Oksida Sn. Proses pengayaan sering terjadi. v Endapan Epitermal, dengan ciri-ciri sebagai berikut : Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah. Tekstur penggantian tidak luas, jarang terjadi. Endapan bias dekat atau pada permukaan bumi. Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa “fissure-vein”.
Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”. Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”nya berupa klasit dan zeolit disamping kuarsa. Adapun bentuk bentuk endapan mineral yang dapat dijumpai sebagai endapan hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling yaitu proses mineralisasi berupa pengisian ruang-ruang bukaan atau rongga – rongga dalam batuan yang terdiri atas mineral-mineral yang diendapkan dari larutan pada bukaan–bukaan batuan. , yang berupa Fissure veins, Shear-zonedeposits, Stockworks, Ladder veins, Saddle – reefs, Tension crack
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeQD8ZiyWiPJtngLgr8FaMTTX_emlF2x-Bk2yeLOprkvlaBwHhR95_aq9Wx39eSiRRXnRFxRhtItSWOhdlhZ0dIstlwsTLReRcFrHQJmYzjTOFpZeUdcYP22qPBuvPaXoZnIJRxNMnDII/s320/gold+vein.jpg

fillings, Breccia fillings.
GAMBAR 1.3
Gold Vein

6. Replacement, atau metasomatic replacement
Replacement, atau metasomatic replacement merupakan proses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan mineral pada endapan Hypothermal dan Mesothermal dan sangat penting dalam group Epithermal. Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic kontak telah di bentuk oleh proses ini, dimana proses ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfida dan dominasi pada formasi unsur-unsur endapan mineral lainnya. Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak di mana terjadi penggantian suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain. Atau dapat diartikan bahwa penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara umum dengan zat kimia yang digantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan zat kimia yang dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka terbagi atas : Massive, Lode fissure, dan Disseminated.
7. Sedimenter, terbagi atas endapan besi, mangan, phospate, nikel dll.
8. Evaporasi, terdiri atas evaporasi laut, danau, dan air tanah.
     9. Konsentrasi Residu dan mekanik, terbagi atas
       Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dll. Konsetrasi mekanik (endapan placers ), berupa : sungai, pantai, elivial, dan eolian.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilq6yerfHGubVqH77k8xKYhM2Xnub6ifaqajIhSosUCjdd6PMI9Q9Y0zdHTozswqig4OAktMhIOnuSFVYFx6416g-Qhq1XvClJUsdBvLZsQ8VlHv49_P4sTbXe8txKAuo5cY8WS0lengI/s320/images.jpeg

10. Supergen enrichment
GAMBAR 1.4
Supergen Enrichment

      Mineral dan Bijih
Proses dan aktivitas geologi bisa menimbulkan terbentuknya batuan dan jebakan mineral. Yang dimaksud dengan jebakan mineral adalah endapan bahan-bahan atau material baik berupa mineral maupun kumpulan mineral (batuan) yang mempunyai arti ekonomis (berguna dan mengguntungkan bagi kepentingan umat manusia). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan pengusahaan jebakan dalam arti ekonomis adalah bentuk jebakan, besar dan volume cadangan, kadar, lokasi geografis dan biaya pengolahannya.
Dari distribusi unsur-unsur logam dan jenis-jenis mineral yang terdapat didalam kulit bumi menunjukkan bahwa hanya beberapa unsur logam dan mineral saja yang mempunyai prosentasi relative besar, karena pengaruh proses dan aktivitas geologi yang berlangsung cukup lama, prosentase unsur – unsur dan mineral-mineral tersebut dapat bertambah banyak pada bagian tertentu karena Proses Pengayaan, bahkan pada suatu waktu dapat terbentuk endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis. Proses pengayaan ini dapat disebabkan oleh :
1.    Proses Pelapukan dan transportasi
2.     Proses ubahan karena pengaruh larutan sisa magma. 
Proses pengayaan tersebut dapat terjadi pada kondisi geologi dan persyaratan tertentu.Kadar minimum logam yang mempunyai arti ekonomis nilainya jauh lebih besar daripada kadar rata-rata dalam kulit bumi. Faktor perkalian yang bisa memperbesar kadar mineral yang kecil sehingga bisa menghasilkan kadar minimum ekonomis yang disebut faktor pengayaan (Enrichment Factor atau Concentration Factor). Dari sejumlah unsur atau mineral yang terdapat didalam kulit bumi, ternyata hanya beberapa unsur atau mineral saja yang berbentuk unsur atau elemen tunggal (native element). Sebagian besar merupakan persenyawaan unsur-unsur daaan membentuk mineral atau asosiasi mineral.Mineral yang mengandung satu jenis logam atau beberapa asosiasi logam disebut mineral logam (metallic mineral). Apabila kandungan logamnya relatif besar dan terikat secara kimia dengan unsur lain maka mineral tersebut disebut Mineral Bijih (ore mineral). Yang disebut bijih/ore adalah material/batuan yang terdiri dari gabungan mineral bijih dengan komponen lain (mineral non logam) yang dapat diambil satu atau lebih logam secara ekonomis. Apabila bijih yang diambil hanya satu jenis logam saja maka disebut single ore. Apabila yang bisa diambil lebih dari satu jenis bijih maka disebut complex-ore. Mineral non logam yang dikandung oleh suatu bijih pada umumnya tidak menguntungkan bahkan biasanya hanya mengotori saja, sehingga sering dibuang. Kadang-kadang apabila terdapatkan dalam jumlah yang cukup banyak bisa dimanfaatkan sebagai hasil sampingan (by-product), misalnya mineral kuarsa, fluorit, garnet dan lain-lain. Mineral non logam tersebut disebut gangue mineral apabila terdapat bersama-sama mineral logam didalam suatu batuan. Apabila terdapat didalam endapan non logam yang ekonomis, disebut sebagai waste mineral. Yang termasuk golongan endapan mineral non logam adalah material-material berupa padat, cairan atau gas. Material-material tersebut bisa berbentuk mineral, batuan, persenyawaan hidrokarbon atau berupa endapan garam. Contoh endapan ini adalah mika, batuan granit, batubara, minyak dan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYD6Y0_RTVeBx4xGpfFehYHtRqJ0kGQDNejD9orlZfGYHLPAuEHHpQ_6boY5CewKBubleUUEIa3y2FMrkonSXiVoJUCQ6LvsdZv797VV0n_rEia-GVZECsqJyTCvuTY3lGsUuOsnGLYYY/s320/1236528_copperore.jpg

gas bumi, halit dan lain-lain
GAMBAR 1.5
Ore

Kadar (persentase) rata-rata minimum ekonomis suatu logam didalam bijih disebut cut off grade. Kandungan logam yang terpadat
didalam suatu bijih disebut tenor off ore. Karena kemajuan teknologi, khususnya didalam cara-cara pemisahan logam, sering menyebabkan mineral atau batuan yang pada mulanya tidak bernilai ekonomis bisa menjadi mineral bijih atau bijih yang ekonomis. Jenis logam tertentu tidak selalu terdapat didalam satu macam mineral saja, tetapi juga terdapat pada lebih dari satu macam mineral.
Misalnya logam Cu bisa terdapat pada mineral kalkosit, bornit atau krisokola. Sebaliknya satu jenis mineral tertentu sering dapat mengandung lebih dari satu jenis logam. Misalnya mineral Pentlandit mengandung logam nikel dan besi. Mineral wolframit mengandung unsur-unsur logam Ti, Mn dan Fe. Keadaan tersebut disebabkan karena logam-logam tertentu sering terdapat bersama-sama pada jenis batuan tertentu dengan asosiasi mineral tertentu pula, hal itu erat hubungannya dengan proses kejadian (genesa) mineral bijih.
D.    Geologi Tambang
Geologi tambang adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk mengetahui keberadaan (eksplorasi) bahan galian (mineral) dipermukaan (tambang terbuka) atau dibawah tanah. Ilmu yang memproduksi bahan galian (mineral) disebut teknik pertambangan. Umumnya mineral yang diproduksi dapat diambil langsung dengan pengayakan atau proses lebih lanjut seperti emas, batubara, perak dan intan.
E.     Radioaktif
          Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi (pancaran sinar) secara spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur yang lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti, partikel alpha α (sama dengan inti 4He), partikel beta (β), dan partikel gamma (γ).
Radioaktif atau radiasi yang berasal dari bahan radioaktif adalah satu bentuk energi yang dipancarkan oleh atom atau molekul yang disebarkan melalui ruang atau materi sebagai partikel / partikel ataupun gelombang elektromagnetik. Radioaktivitas (juga disebut radioaktif juga merupakan fenomena alami atau buatan, dimana ditimbulkan oleh zat tertentu atau bahan kimia. Ada dua radio aktif yang ada pada umumnya yaitu Radioaktivitas spontan atau alami: Hal ini diwujudkan dalam unsur-unsur radioaktif dan isotop ditemukan di alam dan mencemari lingkungan seperti uranium dan thorium dalam lingkungan (tanah, pohon, air dan udara) dan Radioaktivitas buatan atau induksi: radioaktif ini merupakan salah satu yang disebabkan oleh transformasi nuklir buatan seperti Technitium-99m yang digunakan dalam medis dan Iridium-192 yang digunakan dalam industri termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir.
Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif adalah perubahan atau konversi secara spontan inti nuklida stabil ke inti lainnya di mana ada radiasi pengion. Setiap kali jumlah proton dalam inti, maka akan ada unsur perubahan. Radioaktivitas ditemukan pada tahun 1896 oleh Henri Becquerel pada garam uranium. Untuk memperjelas sifat radioaktivitas signifikan,fisikawan Perancis Pierre Curie dan Marie Curie asal Polandia berkontribusi untuk hal ini.
Sinar radioaktif ini berbentuk seperti gelombang cahaya, gelombang radio, sinar infra-red (panas), microwave dan sinar X. Antara sinar mengion yang ada adalah partikel Alfa, partikel beta, sinar Gamma, sinar X dan juga Neutron.
Radioaktivitas digunakan untuk memperoleh energi nuklir, dan juga digunakan dalam pengobatan (radioterapi dan radiologi) dan aplikasi industri (misalnya mengukur ketebalan dan ukuran kerapatan).
Contoh isotop radioaktif alami
1. uranium
2. thorium isotop radioaktif
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e7/Periodic_Table_Radioactivity.svg/450px-Periodic_Table_Radioactivity.svg.png

Unsur radioaktif adalah unsur yang mempunyai nomor atom di atas 83.

GAMBAR 1.6
Tabel Periodik
Tabel periodik dengan elemen berwarna menurut hidup paruh isotop yang paling stabil.
  Elemen stabil;
  Elemen radioaktif dengan isotop jangka panjang. Hidup paruh mereka lebih dari 4 juta tahun dan memiliki radiaktivitas yang sangat kecil;
  Elemen radioaktif yang memiliki bahaya kesehatan rendah. Isotop paling stabil memiliki hidup paruh antara 800 dan 34.000 tahun. Karena itu memiliki penerapan komersial;
  Elemen radioaktif yang memiliki risiko keselamatan tinggi. Isotop paling stabil memiliki hidup paruh antara satu hari dan 103 tahun. Radioaktivitasnya memberi potensi kecil untuk penggunaan komersial;
  Elemen sangat radioaktif. Isotop paling stabil memiliki hidup paruh antara satu hari dan beberapa menit. Memiliki risiko kesehatan tinggi. Beberapa di antaranya digunakan di luar penelitian dasar;
  Elemen radioaktif ekstrem. Sedikit diketahui tentang elemen ini karena ketidakstabilan dan radioaktivitasnya yang ekstrem.
F.      Manfaat dan Bahaya Unsur Radioaktif
1.      Manfaat Radioaktif  dibidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang. Berikut ini adalah kegunaan radioaktiv dibidang kedokteran
1) Sterilisasi radiasi.
2) Terapi tumor atau kanker.
3) Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
4) Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
5) Teknik Pengaktivan Neutron

2.      Kerugian dari Radioaktif
Pencemaran zat radioaktif, pencemaran zat radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom.  radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi nuklir yang tidak dapat digunakan lagi.  yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat manusia seperti berikut di bawah ini : Pusing-pusing, Nafsu makan berkurang atau hilang, Terjadi diare, Badan panas atau demam, Berat badan turun, Kanker darah atau leukimia, Meningkatnya denyut jantung atau nadi.


           
BAB II
URANINIT
    A.    Genesa Uraninit
Uraninit adalah utama bijih dari uranium. Uraninit adalah radioaktif, uranium yang kaya mineral dan bijih dengan komposisi kimia yang sebagian besar UO2, tetapi juga mengandung UO3 dan oksida dari timah, thorium  dan unsur tanah jarang. Semua mineral uraninit mengandung sejumlah kecil radium sebagai peluruhan radioaktif uranium produk. Uraninit juga selalu mengandung sejumlah kecil timbal isotop Pb-206 dan Pb-207, produk akhir dari seri peluruhan isotop uranium U-238 dan U-235 masing-masing. Sejumlah kecil helium yang juga hadir dalam uraninite sebagai hasil dari peluruhan alfa. Helium pertama kali ditemukan di Bumi dalam uraninite setelah ditemukan spektroskopis di Sun atmosfer 's. Elemen sangat jarang teknesium dapat ditemukan di uraninit dalam jumlah yang sangat kecil (sekitar 0,2 ng / kg), diproduksi oleh spontan fisil dari uranium-238.
Uranium adalah alami elemen yang dapat ditemukan dalam tingkat rendah di semua batuan, tanah dan air. Uranium juga merupakan unsur tertinggi nomor dapat ditemukan secara alami dalam jumlah yang signifikan di bumi dan selalu ditemukan dikombinasikan dengan unsur lain. Seiring dengan semua elemen yang memiliki berat atom lebih tinggi dari besi, itu hanya alami terbentuk dalam supernova. Para peluruhan uranium, torium dan kalium-40 di Bumi mantel diperkirakan menjadi sumber utama dari panas yang menjaga inti luar cair dan drive konveksi mantel, yang pada drive gilirannya lempeng tektonik


Uranium lebih banyak dari antimon, timah, kadmium, merkuri atau perak, dan itu adalah tentang melimpah seperti arsenik atau molibdenum. Uranium ditemukan dalam ratusan mineral termasuk uraninite (uranium yang paling umum bijih), carnotite, autunite, uranophane, torbernite  dan coffinite. konsentrasi uranium yang signifikan terjadi pada beberapa zat seperti fosfat deposit batu dan mineral seperti lignit dan monazit pasir dalam uranium yang kaya bijih  (itu pulih komersial dari sumber dengan sesedikit 0,1 uranium%)
B.     Penamaan
Mineral telah dikenal setidaknya sejak abad ke-15 dari tambang perak di Erzgebirge Pegunungan, Jerman. Namun, lokalitas jenis ini Jachymov di Republik Ceko , dari mana FEBrückmann dijelaskan mineral pada tahun 1727. Klaproth pada 1789 untuk menemukan unsur uranium.
C.     Sifat Fisik
Uninit – UO2
Sistem kristal       :  Isometrik (Gambar 2.)
Belahan               :  Tidak jelas
Kekerasan            : 5 - 6
BD                        :  7,8 - 10
Kilap                    : Sub logam sampai berminyak
Warna                 :  Hitam atau kecoklatan
Gores                   :  Sama seperti warna, hitam atau kecoklatan

Terdapatnya : Terjadi di pegmatit granit dan syenit. Cairan kerak dalam zona hidrotermal suhu tinggi. Dalam kerikil kuarsa konglomerat.









https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtJ6HrsotvjeshGj0G6Xfmvd7lim5HlDnqqY6Ekuu_QWZ1OnQCEUk3U9JY_SyZjdX53ZOkVBPfxssh_PZB5lTbmEOyz25ZPHOMEpuxMMVy0ZIP9PoiK0Ay6OcDX5XnmDLrL7P0KFmkfFgv/s640/uranium+2.png

Gambar 2.1
 Uraninit
D.    Kegunaan
Bijih uranium yang ditambang di beberapa cara: dengan tambang terbuka , bawah tanah, in-situ pencucian  dan pertambangan sumur (lihat pertambangan uranium). Low-grade bijih uranium ditambang biasanya mengandung oksida% 0,01-0,25 uranium. Tindakan luas harus digunakan untuk mengekstrak logam dari bijih. Tinggi-kelas bijih ditemukan di Athabasca Basin deposito di Saskatchewan, Kanada dapat berisi hingga 23% uranium oksida rata-rata. bijih Uranium hancur dan diterjemahkan ke dalam menjadi bubuk halus dan kemudian tercuci dengan baik sebagai asam atau alkali. Para lindi terkena salah satu dari beberapa urutan curah hujan, ekstraksi pelarut, dan pertukaran ion. Campuran yang dihasilkan, disebut yellowcake, mengandung oksida uranium setidaknya 75%. Yellowcake kemudian dikalsinasi untuk menghilangkan kotoran dari proses penggilingan sebelum pemurnian dan konversi.
Komersial uranium dapat dihasilkan melalui pengurangan uranium halida dengan alkali atau logam alkali tanah . logam uranium juga dapat disiapkan melalui elektrolisis dari KU5 atau UF4 , dilarutkan dalam lelehan kalsium klorida (CaCl2) dan natrium klorida (NaCl) solusi. Sangat uranium murni dihasilkan melalui dekomposisi termal dari halida uranium pada filamen panas.
E.     Penyebaran
Indonesia memiliki cadangan uranium 53 ribu ton yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), yakni sebanyak 29 ribu ton di Kalimantan Barat dan 24 ribu ton sisanya ada di Bangka Belitung (Tabel 1). Papua juga diindikasikan memiliki cadangan uranium yang cukup besar tapi masih akan diteliti lebih lanjut. Perkiraan bahwa Pulau Papua menyimpan cadangan uranium atau bahan baku nuklir dalam jumlah besar didasarkan pada kesamaan jenis batuan Papua dengan batuan Australia yang telah diketahui menyimpan cadangan uranium terbesar di dunia.Jika suatu PLTN seukuran 1.000 MW membutuhkan 200 ton Uranium per tahun, maka dengan cadangan di Kalbar saja yang mencapai 29 ribu ton Uranium. Sehingga cadangan uranium dapat memasok selama 145 tahun.         
Sumber dan cadangan Dunia
Produksi di seluruh dunia uranium pada tahun 2009 sebesar 50.572 ton, dimana 27,3% ditambang di Kazakhstan. Negara uranium lainnya yang penting pertambangan Kanada (20,1%), Australia (15,7%), Namibia (9,1%), Rusia (7,0%) dan Niger (6,4%). Diperkirakan bahwa 5,5 juta ton cadangan bijih uranium sementara 35 juta ton diklasifikasikan sebagai sumber daya mineral. Australia memiliki 31% dari cadangan bijih uranium dunia  dan uranium terbesar dunia simpanan tunggal yang terletak di Olympic Dam Tambang di Australia Selatan. Kazakhstan terus meningkatkan produksi dan mungkin telah menjadi produsen terbesar di dunia uranium pada tahun 2009 dengan produksi yang diharapkan dari 12.826 ton, dibandingkan ke Kanada dengan 11.100 ton dan Australia dengan 9.430 ton. Para uranium yang tersedia utamanya adalah diyakini cukup untuk setidaknya berikutnya 85 tahun  meskipun beberapa studi menunjukkan kurangnya investasi dalam akhir abad kedua puluh dapat menghasilkan masalah pasokan di abad ke-21. Ada peningkatan 300 kali lipat dalam jumlah uranium dipulihkan untuk setiap sepuluh kali lipat penurunan di kelas bijih.  Dengan kata lain, ada sedikit bijih kelas tinggi dan proporsional jauh lebih rendah bijih yang tersedia.
Tabel II.1
Lokasi Batuan Granit
Provinsi
Lokasi
Bangka Belitung
Belinyu, Kelapa, Jebus, Sungailiat, Muntok, Merawang, Mendo Barat, Pangkalan Baru, Taman Sari, Pangkal Balam, Rangkui, Bukit Intan, Koba, Payung, Sungai Selan, Toboali, Kelapa Kampit, Tanjung Pandan, Membalong, Gantung, Dendang, Manggar, Lepar Pongok
Kalimantan Barat

G. Raya, G. Burik, G. Banil, G. Pandang, Bengkayang, Sanggau, Singkawang, Nanga Sayan, Tanah Pinoh, Nanga Pinoh, Desa Jelimpo, Desa Serimbu, Desa Ampadi, Desa Darit, Desa Tanjung, Desa Rees, Desa Pahauman, Desa Sejotang, Desa Subah, G. Mumbun, Desa Pandan Sembuat, G. Semahung, Perbukitan Silay, G. Buduk Selatan, Desa Nekan Entikong, S. Parus, S. Enci
Papua
Ifar, P. Roan, S. Sentani
Papua Barat
P. Maransabadi

 BAB III
TORBERNIT
A.    Genesa Torbernit
Faktor paling jelas dalam mengidentifikasi torbernite adalah radioaktivitasnya. Namun, karena sering ditemukan dalam hubungan dengan mineral radioaktif lainnya, ini mungkin tidak berguna dalam memisahkan satu mineral uranium dari sisanya. Langkah selanjutnya akan memeriksa warna. Kebanyakan mineral uranium-bantalan yang cerah kuning atau hijau. Seperti torbernit secara eksklusif hijau, ini dapat menjadi fakta sekunder yang bermanfaat. Kebiasaan kristal juga berguna, tapi seperti saham struktur yang sama dan warna dengan autunit. Meskipun demikian, terlepas dari identifikasi, ada kemungkinan bahwa setidaknya beberapa spesimen akan telah diubah dengan meta-torbernit.
Torbernit adalah isostructural terkait dengan mineral uranium,autunite Rumus kimia torbenit mirip dengan yang autunite di mana kation Cu2+ menggantikan Ca2+. Jumlah molekul air hidrasi dapat bervariasi antara 12 dan 8, sehingga menimbulkan berbagaimetatorbernite torbernit spontan ketika dehidrasi. Komposisi kimia masing-masing adalah sebagai berikut:
1.      Torbernit
Cu(UO 2 ) 2 (PO 4 ) 2 •12 H 2 O Cu (UO 2) 2 (PO 4) 2 • 12 H 2 O
2.      Metatorbernit
Cu(UO 2 ) 2 (PO 4 ) 2 •8 H 2 O Cu (UO 2) 2 (PO 4) 2 • 8 H 2 O
Nama yang paling umum Torbernit alternatifnya adalah tembaga dan     cupro-uranit uranit.
B.     Penamaan
Torbernit yang namanya berasal dari ahli kimia Swedia Torbern Bergman(1735-1784), adalah, radioaktif tembaga uranil fosfat mineral terhidrasi hijau, ditemukandi granit dan uranium-bantalan deposito sebagai mineral sekunder.Torbernit adala hisostructural dengan mineral uranium terkait, autunite.
Rumus kimia dari torbenite mirip dengan yang autunite di mana kation Cu2 +menggantikan + Ca2. Jumlah molekul air hidrasi dapat bervariasi antara 12 dan 8,sehingga menimbulkan berbagai Metatorbertnit ketika yang spontan terdehidrasi.Sebagai mineral radioaktif, Torbernite memiliki beberapa arti yang terbatassebagai bijih uranium. Kaya warna hijau dan berkembang dengan baik kristal khas(ukuran: mm sampai beberapa cm) membuatnya mineral kolektor dicari, juga. Namun, Torbernit seperti mineral terhidrasi lain, dapat dengan mudah menderita dari hilangnya molekul air. Hilangnya air dari mineral mengarah ke perubahan spesimen Torbernit pseudomorph, meta-Torbernite.
Beberapa situs kolektor menegaskan dari pada spesimen Torbernit lebih dari berumur beberapa tahun harus dipertimbangkan sepenuhnya dialihkan ke meta-torbernite. Namun, kemungkinan tergantung pada suhu dan kelembaban relatif udara ambien di mana spesimen disimpan.Sebagai torbernit adalah radioaktif dan outgas radon (222Rn), kolektor didesak untuk mengambil langkah yang aman dalam penanganan dan penyimpanan dari setiapspesimen. Sebuah ventilasi yang memadai dari kamar dan lemari di mana spesimendisimpan adalah penting untuk mengevakuasi gas radon radioaktif bertanggung jawabuntuk kanker paru-paru, tetapi bisa meningkatkan tingkat dehidrasi spesimen. Untuk membatasi inhalasi radon, spesimen telanjang tidak harus disimpan di ruangan di mana orang menghabiskan waktu sebagian besar nafkah atau bekerja. Alternatif adalah untuk menyimpan spesimen dalam wadah transparan gas ketat di mana radon akan menumpuk dan membusuk untuk kesetimbangan sekuler.

Nama yang paling umum Torbernit yang alternatif adalah tembaga uranite dancupronikel-uranite.

C.     Sifat Fisik Tobernit  [Cu (UO2) 2 (PO4) 2 • 8-12 H2O]
Sistem kristal       :  Tetragonal (Gambar 3.)
Belahan               :  Sempurna
Kekerasan            : 2 – 2,5
BD                        :  3,2
Kilap                    : Vitreous; Pearly
Warna                 :  Emerald hijau sampai apel hijau
Gores                   :  Hijau pucat
Optik                    : Uniaksial (-)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs-0ruZQ4YXY-7NqsTh8FhoZj6aH8SCwAtsUM5k7w8avOy1cDAnpgNqxsA4Gi6rfbKYdf6K1Q6I7P1569aUBCnI305BhH4S0pCiCMd_5NulA4WwNjupH5moCk4IGUIhvQ_HXuUfZgDWFOK/s640/uranium+3.png

Terdapatnya    : ditemukan di granit dan endapan uranium sebagai mineral sekunder.

GAMBAR 3.1
Bentuk Mineral Tobernit

D.    Kegunaan
Sebagai mineral radioaktif, torbernit memiliki beberapa signifikansi terbatas sebagai bijih uranium. Kaya warna hijau dan berkembang dengan baik kristal khas (ukuran: mm sampai beberapa cm) membuatnya mineral dicari kolektor, serta. Namun, torbernit, seperti mineral terhidrasi lain, dengan mudah dapat menderita dari hilangnya molekul air. Hilangnya air dari mineral mengarah ke perubahan spesimen torbernit ke dalam nya pseudomorph, meta-tobernit. Beberapa situs menyatakan kolektor daripada spesimen torbernit lebih dari beberapa tahun harus dipertimbangkan sepenuhnya dialihkan ke meta-torbernit. Namun, kemungkinan tergantung pada suhu dan kelembaban relatif udara ambien di mana spesimen disimpan.
Seperti torbernite adalah radioaktif dan outgas radon (222Rn), kolektor yang didesak untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat dalam penanganan dan penyimpanan dari setiap spesimen. Sebuah ventilasi yang memadai dari kamar dan lemari di mana spesimen disimpan adalah penting untuk mengevakuasi gas radon radioaktif yang bertanggung jawab untuk kanker paru-paru, tetapi dapat meningkatkan tingkat dehidrasi spesimen. Untuk membatasi inhalasi radon, spesimen telanjang tidak harus disimpan di kamar di mana satu menghabiskan sebagian besar hidup-nya atau waktu kerja. Alternatif adalah untuk menyimpan spesimen dalam wadah gas transparan ketat di mana radon akan menumpuk dan membusuk untuk kesetimbangan sekuler .
E.     Penyebaran
Mineral tobernit terdapat pada batuan granit, sehingga penyebarannya dapat melihat dari penyebaran granit pada bagian tempat. Jadi dapat disimpulakan bahwa negara indonesia memiliki banyak sekali endapan (mineral deposit) yang mengandung mineral Torbernit.

https://dc399.4shared.com/doc/DXvNqIsE/preview_html_4d0f2eac.gif

GAMBAR 3.2
Pesebaran Mineral Torbernit di Indonesia

Karena indonesia memiliki barisan gunung api yang panjang, dan dimana ada gunung api pasti disana ada batuan beku salah satu batuan bekunya adalah granit yang dapat menyimpan mineral torbernit.


 BAB IV
AUTUNIT

A.    Genesa Autunit
Autunit (kalsium fosfat uranil terhidrasi) dengan rumus: Ca (UO 2) 2 (PO 4) 2 • 10-12H 2 O. Mineral ini menghasilkan uraniummoderat dengan jumlah isi 48,27%. Mineral autunit adalah radioaktif dan juga digunakan sebagai bijih uranium. Jika mineral mengering, itu mengkonversi ke meta-autunit I, yang bisa berubah menjadi meta-autunit-II setelah pemanasan. Kedua mineral berikutnya sangat jarang terjadi di alam. Untuk studi ilmiah dianjurkan untuk menyimpan mineral di dalam wadah tertutup untuk meminimalkan kehilangan air.
B.     Penamaan
Autunit pertama kali ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1852 di sekitar Autun, Prancis. Maka dari itu nama Dari mineral ini adalah Autunit
C.      Sifat Fisik
Autunit – Ca(UO2)2 (PO4)2 •10-12 H2O
Sistem kristal       :  Tetragonal (Gambar 4.)
Belahan               :  Sempurna – Tidak ada
Kekerasan            : 2 – 2,5
BD                        :  7,8 - 10
Kilap                    : Kaca – mutiara
Warna                 :  Kuning - Kehijauan
Gores                   :  Kuning pucat
Optik                    : Biaksial (-)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRp6haxxXnB0rSb1KFAOZRaO65uA0nV0dp50KXa_lLZT_-1lRa7JdhmWnS7sls6kEPflf17gdY5iIKQiD-74p1u054OO6E3noB0Om8NkMGzs-VIsd_swIIkV6bb6iHXsaKbx_2hgPdLkr8/s640/uranium+4.png

Terdapatnya    : Sebuah mineral sekunder yang dihasilkan dari oksidasi        mineral uranium utama dalam urat hidrotermal, pegmatit granit, dll.  
Gambar 4.1
Bentuk Kristal Autunit

D.    Kegunaan
Mineral autunit merupakan mineral radioaktif yang moderat sekitar 48,27% untuk menghasil uranium. Kegunaan dan pemanfaat yang lebih luas mengikuti sifat radioaktifnya.
E.     Penyebaran
Mineral autunit terdapat pada batuan granit, sehingga penyebarannya dapat melihat dari penyebaran granit pada bagian empat.

 BAB V
CARNOLIT
A.    Genesa Carnolit
Carnotit adalah kalium uranium vanadat radioaktif mineral dengan rumus kimia : K2 (UO2)2 (VO4)2 · 3 H2O. Kadar air dapat bervariasi dan sejumlah kecil kalsium, barium, magnesium, besi  dan natrium sering hadir.
Carnotit adalah mineral kuning cerah untuk kehijauan yang terjadi biasanya sebagai kerak dan serpih dalam batupasir. Jumlah serendah satu persen akan warna batu pasir kuning cerah. Tinggi uranium konten membuat suatu carnotit uranium yang penting bijih dan juga radioaktif. Ini adalah sekunder vanadium dan uranium mineral yang biasanya ditemukan di batuan sedimen dalam iklim kering. Ini adalah penting bijih uranium di Dataran Tinggi Colorado daerah dari Amerika Serikat di mana itu terjadi sebagai disseminations dalam batu pasir dan konsentrasi sekitar membatu log. Beberapa spesies mineral terkait ada, termasuk: margaritasite (Cs, K, H3O)2 (UO2) (VO4) 2 · H2O) dan tyuyamunite, (Ca(UO2) 2 (VO4) 2 · 5-8H2O).
B.     Penamaan
Mineral ini pertama kali dijelaskan pada 1899 oleh ilmuwan Prancis MMC Freidel dan E. Cumenge, yang diidentifikasi dalam spesimen dari Roc Creek di Montrose County, Colorado, Amerika Serikat. Ini adalah nama untuk Marie Adolphe Carnot (1839-1920), Prancis pertambangan insinyur dan ahli kimia.
C.     Sifat Fisilk
Carnotit – K2(UO2)2(VO4)2·3H2O
Sistem kristal       : Monoklinik 2 /
Belahan        :  Sempurna di {001}
Kekerasa      : 2
BD                :  4,70
Kilap            : Dull, earthy
Warna           :  Cerah kuning ke kuning lemon, mungkin kuning kehijauan.
Gores            :  Sama seperti warna, hitam atau kecoklatan
Optik                    : Biaksial (-)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnnEJXqtMQb_ndqqKSkpA0H9Jj7XZilh0ntx93y-jQNCgXzjFd4yssXN9CiFJHMi7QKoT8oX3CbnoyJS8zW5cE_fgmr-bxsCNoHqRd1ZMG5Cryrsn8e617iIkzJVZt4sGPdQJ1cUseN6Bb/s640/uranium+5.png

Mineral sekunder dari vanadium dan uranium yang biasanya ditemukan di batuan sedimen dalam iklim kering. Biasanya sebagai kerak dan serpih dalam batupasir.

Gambar 5.1
Mineral Carnotit


D.     Kegunaan
Carnotit merupakan mineral radioaktif yang menghasil uranium. Kegunaan dan pemanfaat yang lebih luas mengikuti sifat radioaktifnya seperti untuk reaktor atom, pembangkit tenaga listrik tenaga nuklir serta kebutuhan yang lainnya.
E.     Penyebaran
Konsentrasi terbesar yang diketahui dari deposito carnotite adalah di AS bagian barat, khususnya di wilayah Dataran Tinggi Colorado. Deposito lainnya terjadi di Wyoming, South Dakota, dan Pennsylvania. Carnotite telah ditemukan dalam jumlah kecil di banyak daerah di seluruh dunia; deposito komersial di luar AS terjadi di dekat Kokand dan Ferghana di Uzbekistan timur. Untuk sifat fisik rinci, lihat mineral vanadat di negara bagian AS dari Wyoming, Colorado, Arizona,  Utah. Hal ini juga terjadi di New Mexico dan Carbon County, Pennsylvania. Hal ini juga dilaporkan dalam Zaire, Maroko, Radium Bukit, Australia, dan Kazakhstan.

 BAB VI
KESELAMATAN KERJA DI TAMBANG URANIUM
Ketentuan atau keselamatan kerja pada aktifitas penambangan uranium meliputi kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan persiapan, penggalian, pengangkutan dan penyimpanan bijih. Perlunya kerjasama diantara pekerja pertambangan dengan pekerja dalam menjaga dan meningkatkan keselamatan kerja dari bahaya radiasi dan zat radioaktif antara lain dengan melakukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing, mengoptimalkan proteksi radiasi dan pembatasan dosis ekivalen terhadap seorang pekerja, menggolongan pekerja radiasi dan membagi daerah kerja.
A.    Pihak yang Bertanggung Jawab
Terdapat pihak-pihak yang saling bekerjasama dan mempunyai tanggung jawab, dalam mempengaruhi keselamatan kerja pada pertambangan uranium, antara lain :

- Pengusaha Pertambangan - Pekerja
- Petugas Radiasi
- Petugas Ventilasi
Pengusaha Pertambangan mempunyai tanggung jawab atas pelaksanaan Keselamatan Kerja di area kerja tambang antara lain :
1.      Pengusaha Pertambangan bertanggung jawab atas pengawasan keselamatan pekerja dari bahaya radiasi dan zat radioaktif. Pengusaha Pertambangan harus mengawasi agar radiasi terhadap setiap pekerja, dan zat radioaktif yang masuk ke dalam tubuhnya tetap berada dalam batas-batas yang di izinkan
1.      Pengusaha Pertambangan harus mempertimbangkan proteksi terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja pada semua tahap sejak perancangan dan perencanaan penambangan.
2.      Pengusaha Pertambangan harus menjaga agar radiasi terhadap pekerja baik secara peroranganmaupun kelompok tetap serendah mungkin, dengan memperhatikan faktor ekonomi dan sosial.
3.      Pengusaha Pertambangan harus menyediakan, memelihara dan menginspeksi secara teratur sarana, gedung dan peralatan, dan harus mengatur pekerjaan agar terjamin bahwa nilai batas yang tercantum tidak dilampaui.
4.      Pengusaha Pertambangan harus menjamin bahwa setiap pekerja dan pengawas dilatih mengenai dasar ventilasi dan praktek proteksi radiasi dari seluruh kegiatan penambangan.
5.      Pekerja dan pengawas juga harus diberi pengertian mengenai sifat, sumber dan pengaruh zat radioaktif terhadap keselamatan dan kesehatan serta pengendaliannya dengan cara pemeliharaan sistem ventilasi, kebersihan, dan pemakaian peralatan pelindung perorangan.
6.      Pengusaha Pertambangan harus menjamin bahwa setiap pekerja yang memulai suatu pekerjaan baru diberi petunjuk secara menyeluruh tentang tugas dan tanggung jawabnya, sumber radiasi dan zat radioaktif yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan tentang pengendalian, khususnya ventilasi.
B.      Tanggung jawab dari Pekerja :
1.      Pekerja harus mentaati semua ketentuan mengenai pengendalian radiasi dan zat radioaktif dalam lingkungan kerja dan tidak boleh lalai dan bahkan harus tidak melakukan kegiatan yang mungkin membawa akibat penyinaran yang tidak semestinya bagi dirinya atau teman sekerjanya.



2.      Pekerja harus memakai :
a.       alat, sarana dan perlengkapan pelindung yang disediakan, untuk membatasi radiasi dan zat radioaktif terhadapnya dan terhadap teman sekerjanya antara lain: alat respirator yang harus dipakai apabila kontaminasi di udara melebihi tingkat yang diijinkan, pakaian kerja, tutup kepala, sarung tangan, pakaian khusus kedap udara, selubung kaki kedap air, dan apron kedap air, bagi para pekerja.
b.      dosimeter perorangan dan peralatan monitor lain yang disediakan untuk memperkirakan radiasi dan zat radioaktif.
3.      Tidak seorang pekerjapun diperkenankan, kecuali diberi wewenang, untuk mengubah, memindahkan atau mengganti peralatan keselamatan, ventilasi atau peralatan lainnya yang disediakan untuk melindungi dirinya atau melindungi orang lain, atau mengubah metode atau proses yang digunakan untuk pengendalian radiasi dan zat radioaktif.
4.      Pekerja harus berusaha untuk mencegah kerusakan peralatan dan mengusahakan agar peralatan tersebut selalu dalam keadaan siap pakai.
5.      Pekerja harus membiasakan menjaga menjaga kebersihan misalnya mencuci tangan sebelum makan dan merokok, memakai pakaian yang bersih dan mandi setelah bekerja sehingga mengurangi kemungkinan zat radioaktif masuk ke dalam tubuh.
6.      Mereka yang berumur kurang dari 18 tahun tidak boleh dipekerjakan dalam tambang uranium.

1.      Melaporkan kepada Pengusaha Instalasi tentang aspek-aspek radiologi pemonitoran daerah kerja dan dosimetri perorangan, juga tentang semua persoalan proteksi radiasi lainnya meliputi perlengkapan pelindung dan prosedur administrasi.
2.      Mengindentifikasi sumber utama radiasi dan zat radioaktif dalam lingkungan kerja.
3.         Memimpin program rutin pemonitoran radiasi serta program pemonitoran khusus.
4.       Mengkalibrasi atau menjamin kalibrasi semua dosimeter dan instrumen yang dipakai untuk pemonitoran daerah kerja dan dosimetri perorangan.
5.      Turut serta dalam program latihan pekerja, mempersiapkan atau menyetujui bahan latihan yang berkaitan dengan proteksi radiasi.
6.       Menjamin bahwa catatan mengenai penyinaran disimpan sebaik-baiknya dan salinannya dikirim ke Pengusaha Instalasi secara berkala.
7.       Menelaah ulang catatan penyinaran untuk mendeteksi adanya hasil yang tidak wajar atau kelainan dan menyelidiki hasil tersebut.
8.       Turut serta dalam penyelidikan tentang penyinaran lebih dan lain-lain penyinaran yang tidak wajar atau terjadi karena kecelakaan, dan juga turut serta menulis laporan hasil penyelidikan tersebut ke Pengusaha Instalasi.
9.       Membantu dokter dengan memberikan saran tentang kondisi penyinaran radiasi.
10.  Menjamin bahwa alat proteksi pernafasan digunakan sesuai dengan Ketentuan ini.

D.    Petugas ventilasi
Harus mendapat latihan dan pengalaman dalam merancang dan mengoperasikan sistem ventilasi tambang dan ia bertanggung jawab:
1.      Melaporkan kepada pengusaha pertambangan tentang semua hal yang berkenaan dengan ventilasi dan sistem pembersihan udara, karena digunakannya sistem ventilasi yang didesain secara baik dan diawasi dengan semestinya dapat memperkecil penyinaran zat radioaktif di udara.
2.       Menjamin sistem ventilasi beroperasi dengan baik seperti yang dirancang dan melaksanakan perubahan apabila perkembangan tambang memerlukan. Desain ventilasi dan perencanaan tambang harus dilakukan secara bersamaan dengan tujuan untuk memperoleh sistem ventilasi sekali jalan atau paralel untuk menjamin kualitas udara yang baik. Apabila sistem ventilasi diubah, rusak atau dihentikan, pekerja hanya diizinkan kembali ke tempat kerja mereka setelah sistem ventilasi beroperasi kembali.
3.      Menjamin aliran dan kecepatan udara dan sesuai dengan ketentuan tentang ventilasi yang berlaku.
4.      Menjamin bahwa instrumen yang digunakan telah dikalibrasi dengan betul.
5.      Memimpin program pengambilan contoh dan pengendalian debu.
6.       Turut serta dalam program latihan, mepersiapkan atau menyetujui bahan latihan yang berkaitan dengan ventilasi dan pengendalian debu.

E.     Petunjuk Kerja
Untuk setiap jenis tempat kerja dan tugas, Pengusaha Pertambangan harus menjamin bahwa lembaran petunjuk kerja yang berkaitan dengan peraturan dan prosedur proteksi radiasi yang digunakan untuk tempat kerja dan tugas tersebut, ditempatkan atau ditempel pada tempat yang mudah dilihat, dan bahwa pemberitahuan ini harus menggunakan bahasa (termasuk pictogram) yang dipahami oleh semua pekerja tambang, dan bahwa semuanya itu selalu dalam keadaan masih dapat dibaca, petunjuk kerja sebaiknya mengenai :
1.       Potensi bahaya terhadap kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
2.      Metoda dan teknik kerja yang aman.
3.      Sikap seksama yang harus dilakukan untuk membatasi penerimaan radiasi dan pemasukan zat radioaktif dan pertimbangan dilakukannya tindakan tertentu.
4.      Ciri utama sistem ventilasi seluruh tambang dan pentingnya semua komponen sistem itu bekerja sebagaimana me stinya.
5.       Pemeliharaan terhadap ventilasi tambahan untuk pengadaan catu udara segar ke tempat kerja.
6.      Pentingnya pemanfaatan semua cara/alat untuk pengurangan debu.

7.      Pentingnya dan cara pencegahan sirkulasi ulang udara setempat di tempat kerja dan di daerah yang lebih luas dari seluruh tambang.
8.      Perlunya melapor segera jika terjadi kemacetan sistem ventilasi kepada pengawas atau Petugas Ventilasi.
9.      Pemakaian, pengoperasian dan pemeliharaan sebagaimana mestinya peralatan monitor perorangan dan pelindung perorangan.
10.  Pentingnya higiene perorangan dalam membatasi pemasukan zat radioaktif.

F.      Batas Dosis
Definisi dosis pembatas berdasarkan BSS adalah: Untuk paparan kerja, dosis pembatas adalah suatu nilai yang berkaitan dengan sumber dari dosis individu yang biasa digunakan untuk membatasi beberapa pilihan yang dipertimbangkan dalam proses optimasi. Dosis pembatas tidak dapat digunakan sebagai batas, tetapi sebagai tingkat minimum dari proteksi individu yang dapat dicapai dalam suatu situasi tertentu, dengan memperhatikan semua keadaan yang mempengaruhi.
Suatu batas dosis didefinisikan dalam besaran dosis efektif atau ekivalen bagi setiap orang dalam kegiatan praktis terkendali yang tidak boleh dilampaui. Batas dosis efektif untuk paparan kerja merupakan jumlah dosis efektif dari sumber eksternal dan dosis efektif terikat dari masukan radionuklida dalam periode waktu yang sama.
Dalam memproteksi pekerja pada tambang uranium maka batas dosis ekivalen :
1. Untuk mencegah terjadinya efek non-stokastik, digunakan batas 0,5 Sv (50 rem) dalam 1 (satu) tahun untuk semua jaringan, kecuali lensa mata; untuk lensa mata batas tahunan yang disarankan adalah 0,15 Sv (15 rem). Nilai batas ini digunakan baik untuk penerimaan radiasi oleh suatu jaringan atau penerimaan radiasi pada beberapa organ, tetapi jumlah penerimaan radiasi dari semua organ dikalikan dengan faktor bobot masing-masing organ tidak boleh melebihi nilai batas untuk efek stokastik sebesar 50 mSv (5 rem).
2. Untuk pembatasan efek stokastik, maka batas dosis ekivalen efektif tahunan (HE) untuk penerimaan radiasi seluruh tubuh adalah 50 mSv (5 rem).
Apabila pekerjaan dilakukan secara bersama oleh sejumlah pekerja, maka Pengusaha Pertambangan harus menjamin bahwa mereka semua paham akan tanggung jawab bersama mereka untuk mengendalikan radiasi dan zat radioaktif terhadap orang lain maupun mereka sendiri, dan bahwa mereka diawasi dengan baik.

G.    Penggolongan Pekerja Radiasi
Dengan bertujuan memonitori dan membatasi penyinaran pekerja radiasi dibedakan menjadi dua kategori antara lain :
1.      Kategori A, pekerja radiasi yang mungkin menerima dosis sama dengan atau lebih besar dari 15 mSv (1500 mrem) per tahun;
2.       Kategori B, pekerja radiasi yang mungkin menerima dosis lebih kecil 15 mSv (1500 mrem) per tahun.


H.    Pembagian Daerah Kerja
Penggolongan pekerja dapat dilakukan dengan berdasarkan pembagian daerah kerja sesuai dengan laju penyinaran sebenarnya atau potensial yaitu
a.       Daerah pengawasan yaitu daerah kerja yang memungkinkan seorang pekerja menerima dosis radiasi tidak lebih dari 15 mSv (1500 mrem) dalam satu tahun dan bebas kontaminasi. Daerah ini dapat dibedakan atas daerah radiasi sangat rendah dan daerah radiasi rendah.
b.      Daerah pengendalian yaitu daerah kerja yang memungkinkan seorang pekerja menerima dosis 15 mSv (1500 mrem) atau lebih dalam satu tahun. Untuk memasuki daerah ini harus diawasi dan

Memenuhi ketentuan kerja. Dalam daerah pengendalian baik pemonitoran perorangan maupun pemonitoran daerah harus dilakukan. Dalam daerah ini harus terdapat tanda-tanda peringatan yang ditempatkan pada pintu masuk maupun pada pintu didalamnya. Wialayah tambang bawah tanah digolongkan sebagai daerah pengendalian, karena laju penyinaran dalam tambang tersebut sangat beraneka ragam. Dalam daerah pengendalian terdapat daerah radiasi sedang, daerah radiasi tinggi, daerah kontaminasi rendah, sedang dan tinggi.

I.       Pengawasan
1.         Pengawasan Lingkungan Tambang
Pengawasan bertujuan dalam mengevaluasi penyinaran terhadap pekerja dan memperoleh data yang diperlukan untuk pengendalian batas dosis yang diperbolehkan.
1.      Mengawasi daerah kerja dimana penyinaran tahunan yang diterima perorangan dapat melampaui 5 mSv harus di monitor di bawah pengawasan Petugas Proteksi Radiasi dan berkonsultasi dengan Petugas Ventilasi.
2.       Pemonitoran debu radioaktif harus dilaksanakan secara teratur, apabila di dalam tambang dan instalasi pengolahan terdapat kemungkinan masuknya debu radioaktif ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan atau pencernaan. Frekuensi pemonitoran ini harus ditentukan dengan memperhatikan konsentrasi debu radioaktif dan potensi.
3.      Munculnya debu harus dikurangi dengan menggunakan teknik penambangan dengan pola peledakan yang tepat, penggunaan air, dan sebagainya, dan diharapkan tidak menyebar kemudian sebelum dibuang ke lingkungan harus melalui filter. Penyebaran debu dikendalikan dengan sirkulasi pertukaran udara untuk mengencerkan tingkat konsentrasi debu yang diperbolehkan. Pengendalian debu sebaiknya dioperasikan terus-menerus.
4.  Pengukuran kontaminasi radioaktif permukaan pada struktur dan peralatan di daerah produksi akhir dalam instalasi pengolahan harus dilakukan untuk memperkirakan hasil guna sistem pengendalian debu dan langkah-langkah untuk mengawasi masuknya zat radiaktif ke dalam tubuh manusia.
2. Pengawasan Terhadap Pekerja Tambang uranium
Penyinaran eksterna perorangan harus ditentukan, maka hal ini harus dilakukan dengan menggunakan detektor radiasi perorangan yang terus menerus dipakai oleh seseorang selama bekerja.
1.      Semua orang yang dipekerjakan dalam penambangan uranium harus diperiksa kesehatannya sebelum mulai melakukan pekerjaan dan dalam selang waktu yang memadai sesudahnya.
2.      Pekerja harus segera melaporkan tiap penyakit yang di deritanya kepada dokter.
3.      Apabila ada pekerja wanita yang hamil, kehamilan tersebut harus juga dilaporkan kepada dokter.
4.      Mencatat data kesehatan pekerja tambang uranium.
  

No comments:

Post a Comment

Select Your Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : Tato